Asing kembali masuk bursa saham Indonesia



JAKARTA. Perlahan tapi pasti, para pemodal asing mulai merangsek masuk pasar finansial Indonesia. Di pasar obligasi, sejak awal tahun hingga 11 Februari 2016 atau year-to-date (ytd), asing telah membukukan net buy Rp 30,87 triliun.

Di periode yang sama, net buy asing di pasar saham senilai Rp 1,52 triliun. Di sepanjang tahun ini, dana asing diprediksi akan terus mengalir ke pasar modal Indonesia. Di awal Januari, asing memang sempat menjauhi pasar saham domestik. Tapi belakangan ini, mereka kembali belanja saham di Bursa Efek Indonesia.

Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, menilai, investor asing sudah bergerak masuk ke pasar modal Indonesia. Selain itu, nilai tukar rupiah juga cenderung stabil pada awal tahun. Tahun ini, asing lebih menyukai emerging market yang memiliki interest rate menjanjikan.


Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan, tahun ini aliran dana asing akan positif masuk ke pasar modal Indonesia. Hal ini disebabkan sentimen positif dari proyek pemerintah dan paket kebijakan yang segera direalisasikan.

Apabila di dalam negeri tidak kondusif, asing bakal hengkang. Nah, pasar Indonesia tergantung kondisi makro ekonomi, nilai tukar dan kebijakan pemerintah. "Program pemerintah akan mempengaruhi pola investor asing," ujar Reza.

Berkaca pada tahun lalu, asing menggeser portofolio dari pasar saham ke instrumen lain. Menurut Reza, asing bisa saja masuk pasar valas, obligasi atau SUN jika ada potensi untung.

Dengan menjual saham, tentu berpengaruh terhadap indeks. Secara umum, tahun ini pasar modal Indonesia jauh lebih baik dibandingkan tahun lalu. Dalam jangka pendek, asing memang lebih berhati-hati sehingga memasukkan dananya secara bertahap. Pada tahun 2016, dana asing berpotensi masuk lebih dari 10% dibandingkan tahun lalu.

Lucky Bayu Purnomo, analis LBP Enterprise, menambahkan, dalam jangka pendek, khususnya di awal tahun ini dana asing tidak agresif. Tapi di jangka menengah dan panjang, asing akan agresif menanamkan modal.

Sebab, saat ini sentimen di negara emerging market jauh lebih positif ketimbang di negara maju. Lucky menilai, ruang penurunan BI rate ke level 7% juga akan mendorong dana asing masuk lebih deras.

Dia menilai, BI harus bisa melihat kondisi makro dan mikro ekonomi Indonesia. Margin antara BI rate dan inflasi juga cukup jauh. Idealnya 2% sehingga ruang penurunan masih terbuka.

Hans bilang, saat ini komposisi investor lokal masih jauh tertinggal dibandingkan investor asing. Dari sekitar 500.000 investor di pasar modal, 63% asing sedangkan 37% lokal.

"Aturan tax amnesty bisa mengubah komposisi investor asing dan lokal. Selama ini, banyak investor asing sebenarnya investor lokal yang masuk dan investasi dari luar seperti Singapura," ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie