JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 4.882,61 di akhir sesi I, Kamis (7/4). Dengan demikian, indeks naik 0,3% dibanding level penutupan kemarin. Terdapat 159 saham yang melesat. Sementara, jumlah saham yang turun sebanyak 109 saham dan 91 saham lainnya tak berubah posisi. Volume transaksi siang ini melibatkan 3,488 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 2,827 triliun.
Investor asing sumringah seiring aksi beli asing. Siang ini, asing mencatatkan pembelian bersih
(net buy) di seluruh market senilai Rp 97,8 miliar. Sedangkan di Pasar Reguler,
net buy asing senilai Rp 86,9 miliar. Sementara itu, ada delapan sektor yang bergerak naik. Tiga sektor dengan kenaikan terbesar di antaranya: sektor pertambangan yang naik 2,5%, sektor industri lain-lain naik 0,85%, dan sektor perdagangan naik 0,59%. Saham-saham yang berada di jajaran
top gainers indeks LQ 45 hari ini adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik 8,65% menjadi Rp 565, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) naik 5,96% menjadi Rp 19.125, dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) naik 2,83% menjadi Rp 1.455. Sementara itu, di posisi top losers indeks LQ 45 dihuni oleh: PT Siloam International Tbk (SILO) turun 1,99% menjadi Rp 8.600, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 1,93% menjadi Rp 10.175, dan PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBOG) turun 1,72% menjadi Rp 5.725. Asia masih hijau Kenaikan IHSG sejalan dengan pergerakan bursa Asia. Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 13.46 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific naik 0,4%.
Sektor kesehatan mengalami kenaikan terbesar 2,2%. Sejumlah saham kesehatan yang siang ini dilanda aksi beli antara lain Eisai Co di Jepang, Kyowa Hakko Kirin Co di Jepang, serta Celltrion Inc di Korsel. Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,3%, indeks Kospi Korea Selatan turun 0,2%, dan indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,2%. Sedangkan indeks Shanghai Composite China turun 0,8%. Bursa Asia juga melaju seiring dirilisnya notulensi rapat The Federal Reserve bulan lalu. Sekadar informasi, pada rapat Maret lalu, para petinggi The Federal Reserve memperdebatkan apakah suku bunga AS perlu dikerek pada April ini. Meski demikian, ada sebuah konsensus yang muncul yakni risiko perlambatan ekonomi global harus disikapi dengan pendekatan yang hati-hati Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie