Asing masuk, volume transaksi SBN sepekan naik



JAKARTA. Pasar obligasi pemerintah kembali semarak. Volume perdagangan obligasi pemerintah meningkat. Pekan pertama Juli, total volume naik 2,39% weak on weak (wow) menjadi Rp 6,06 triliun per hari. Pekan sebelumnya, volume transaksi surat utang Rp 5,9 triliun per hari.

Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) mencatat, naiknya volume obligasi pemerintah terutama di tenor panjang membuat total volume pada penutupan 5 Juli 2012 naik tajam mencapai Rp 11,54 triliun per hari. Sedangkan total frekuensi perdagangan menurun 9,45% dari 421 transaksi per hari, menjadi 381 transaksi per hari.

"Padahal pada pekan sebelumnya, yield diwarnai bearish. Namun pekan kemarin, yield berhasil bullish," ujar Sekretaris perusahaan IBPA Tumpal Sihombing, Selasa (10/7). Dia mengatakan, meski situasi global belum kondusif, sudah ada perbaikan terhadap kondisi pasar obligasi.


Rata-rata yield keseluruhan tenor pada obligasi pemerintah turun 5,9 basis poin. Indeks harga obligasi pemerintah pada penutupan akhir pekan (6/7) meningkat 0,59% dibandingkan pekan sebelumnya ke 107,64.

Tumpal bilang, kondisi perekonomian Amerika Serikat (AS) dan Eropa masih menjadi sentimen penggerak. Hasil KTT Uni Eropa mendorong turunnya yield berdenominasi rupiah. Namun, masih ada kekhawatiran perekonomian global kembali melemah.

Asing mulai masuk

Kepala Riset Bagian Fix Income Mandiri Sekuritas Handy Yunianto menjelaskan, meningkatnya volume transaksi pekan lalu lebih disebabkan banyaknya dana asing masuk ke pasar obligasi.

Itu terlihat dari kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) sudah mencapai Rp 230,65 triliun per 6 Juli lalu atau naik hingga Rp 5,63 triliun dibandingkan akhir Juni 2012 Rp 224.42 triliun.

Semenjak Februari, asing memang banyak melepas obligasi pemerintah. Ketakutan ancaman inflasi dalam negeri menjadi penyebabnya. Kini, setelah inflasi terkendali dan masalah Eropa sudah mulai berkurang, investor asing kembali nyaman membeli obligasi pemerintah.

Handy mengatakan, pemerintah seharusnya menjaga agar yield tidak terlalu rendah. Pasalnya, investor domestik berkurang. Caranya, pemerintah dan Bank Indonesia harus menjaga rupiah. Nilai tukar rupiah terhadap dollar yang stabil bisa mendorong masuknya dana asing lebih banyak. Dus, volume transaksi bisa terus aktif dan meningkat. Dia menduga seri obligasi acuan (benchmark) masih menjadi seri teraktif.

Pengamat pasar modal Imam MS mengatakan, tidak ada faktor pendorong yang membuat transaksi perdagangan di pasar obligasi meredup. Meski demikian volatilitas pasar obligasi masih tinggi sehingga sulit memprediksi volume transaksi .

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana