Asing mengirim sinyal window dressing



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor asing kembali melirik pasar saham Indonesia. Selama tiga hari berturut-turut, pemodal asing mencatatkan pembelian bersih alias net buy senilai Rp 2,59 triliun di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dalam sepekan terakhir, asing memang mengerem aksi jual (net sell) di pasar saham domestik. Meski demikian, sejak awal tahun hingga kemarin atau year-to-date (ytd), asing masih net sell Rp 26,61 triliun.

Saat ini, David Nathanael Sutyanto, Analis First Asia Capital, menyebutkan, investor asing masih mencermati pasar saham Indonesia. Mereka belum terlalu yakin untuk masuk pasar. "Sekarang lebih ke arah wait and see dulu, " kata dia kemarin.


Pada transaksi Jumat (24/11), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,06% menjadi 6.067,14. Berbeda dengan posisi investor asing yang cenderung menjauh, laju IHSG justru semakin menanjak.

Sepanjang tahun ini, IHSG sudah tumbuh sebesar 14,55%. Agaknya, asing memang masih berupaya melakukan rebalancing terhadap portofolio investasi mereka di Indonesia.

Di saat yang sama, mereka cenderung wait and see terlebih dahulu di pasar saham kita. Toh, meski terjadi aksi jual di pasar saham, ternyata pasar obligasi domestik semakin disesaki dana asing. Per 23 November 2017, kepemilikan asing di surat utang negara mencapai Rp 822,14 triliun. Angka ini sudah bertambah Rp 156,33 triliun.

Window dressing

Namun, David melihat, aksi jual asing di pasar saham sudah mulai terbatas. Apalagi, investor mancanegara ini sudah mencatat net sell di atas Rp 25 triliun pada tahun ini. Kondisi itulah yang menyebabkan arus keluar modal asing tidak sekencang beberapa waktu sebelumnya.

David juga mengungkapkan, masuknya asing hingga tiga hari berturut-turut ini bisa jadi merupakan indikasi adanya window dressing. Ini adalah sebuah strategi yang digunakan manajer investasi dan emiten untuk mempercantik tampilan portofolio maupun performa laporan keuangannya. Aksi window dressing biasanya jelang tutup tahun.

Direktur Investa Saran Mandiri, Hans Kwee juga mengatakan, saat ini net sell asing mulai berkurang. "Sedikit-sedikit, asing juga sudah mulai masuk, dengan bunga yang sudah mulai turun. Asing kembali melirik equity market," sebut dia.

Menurut Hans, sebagian net sell asing di bursa saham Indonesia juga lantaran ada program amnesti pajak yang digulirkan pemerintah. Meski begitu, Hans berpendapat, para pemodal asing masih melihat beberapa sentimen negatif. Terutama, valuasi saham Indonesia mereka nilai sudah terlalu mahal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie