JAKARTA. Pemodal asing kembali memutar uangnya di Indonesia. Kesimpulan itu merujuk ke posisi dana asing di bursa saham dan obligasi. Dana asing di pasar saham dalam lima hari tercatat melakukan jual beli bersih (
net buy) Rp 1,542 triliun. Padahal selama bulan Juni lalu, asing mencatat penjualan bersih (
net sell) Rp 1,97 triliun. Di Surat Berharga Negara (SBN),
net buy investor asing per 4 Juli adalah Rp 2,35 triliun. Angka itu menambah dana asing yang parkir di SBN menjadi Rp 226,77 triliun.
Perkembangan penyelesaian Eropa selama dua pekan terakhir, memicu derasnya aliran masuk dana asing ke negeri ini. Konferensi Tingkat Tinggi Uni Eropa, pekan lalu, meniupkan gairah untuk menempatkan dana di aset berisiko. Pamor
emerging market semakin naik, setelah bank sentral Eropa (ECB) menurunkan bunga acuannya menjadi 0,75%. Itu adalah bunga terendah ECB sepanjang sejarah. Ariawan Analis PT Mega Capital Indonesia menilai penurunan suku bunga ECB akan menjadi sentimen positif bagi pasar saham dan obligasi. "
Return obligasi di Indonesia akan menjadi lebih menarik," ujar dia. Alasannya, selisih
yield obligasi di Indonesia dengan Eropa makin lebar. Analis MNC Securities, Reza Nugraha menambahkan, faktor dalam negeri juga menjadi pertimbangan para pemilik dan pengelola dana. Sejauh ini, investor asing optimistis dengan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia. Aset ekuitas negeri ini juga tampak menggoda karena kinerja keuangan emiten yang positif. Reza optimistis modal asing akan masuk, membanjiri Bursa Efek Indonesia (BEI) selama paruh kedua tahun 2012 ini. Namun di pasar obligasi, Ariawan menduga asing tidak akan melakukan penambahan penempatan dana. "Mereka akan
profit taking di saat pasar
bullish. Kendati
outstanding saat ini naik, pergerakan jumlah dana masih tidak menentu," ujar dia. Ariawan menduga kenaikan dana asing di pasar obligasi dalam jangka pendek berkisar Rp 2 triliun-Rp 4 triliun. "Pasar obligasi masih rentan terhadap sentimen negatif dari luar negeri," ujar dia. Faktor lain yang membuat asing akan terus masuk ke pasar saham dan obligasi adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS).
Herdi Ranuwibowo,
Head of Debt Capital Market PT Trimegah Securities memperkirakan jika kurs dollar AS terjaga di bawah Rp 9.400, maka akan mudah menggoda asing untuk masuk ke pasar Indonesia. "Inflasi masih terjaga di level bawah," ujar dia. Ariawan menambahkan, penguatan kurs rupiah memungkinkan asing menikmati
capital gain sekaligus keuntungan nilai tukar n Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: