Asing net buy, IHSG dibuka liar



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak liar pada pembukaan transaksi di akhir pekan ini (22/4). Mengutip data RTI, pada pukul 09.15 WIB, indeks mencatatkan kenaikan 0,04% menjadi 4.905,5.

Sebelumnya, indeks sempat tertekan ke posisi 4.897,12 atau turun 0,12%.

Ada 91 saham yang mendorong kenaikan indeks. Sementara, jumlah saham yang turun sebanyak 66 saham dan 69 saham lainnya diam di tempat.


Volume transaksi pagi ini melibatkan 489,765 juta saham dengan nilai transaksi Rp 442,636 miliar.

Secara sektoral, ada lima sektor yang melaju. Tiga sektor dengan kenaikan tertinggi antara lain sektor keuangan naik 0,24%, sektor agrikultur naik 0,16%, dan sektor barang konsumen naik 0,16%.

Saham-saham yang berada di jajaran top gainers indeks LQ 45 di antaranya: PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) naik 1,16% menjadi Rp 15.200, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) naik 0,95% menjadi Rp 530, dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) naik 0,92% menjadi Rp 66.100.

Adapun penghuni top losers indeks LQ 45 pagi ini yaitu: PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) turun 2,27% menjadi Rp 7.525, PT Siloam International Tbk (SILO) turun 1,71% menjadi Rp 8.625, dan PT United Tractors Tbk (UNTR) turun 1,04% menjadi 16.725.

Investor asing pagi ini masih membukukan pembelian bersih (net buy) di seluruh market senilai Rp 28,3 miliar. Di pasar reguler, nilai net buy asing sebesar Rp 36,2 miliar.

Bursa Asia tertekan

Di sisi lain, bursa Asia bergerak mundur dari posisi tertinggi dari empat bulan terakhir, Jumat (22/4). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 09.15 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,5%. Meski demikian, sepanjang pekan ini, indeks sudah melaju 1%.

Indeks Topix Jepang juga tergerus dari posisi tertingginya dalam dua bulan terakhir. Pagi ini, indeks acuan bursa Jepang tersebut turun 0,5%.

Penurunan juga dialami indeks S&P/ASX 200 Australia sebesar 0,8% dan indeks Kospi Korea Selatan turun 0,3%.

Sejumlah sentimen menjadi pemicu pemberat langkah bursa Asia. Salah satunya, penguatan yen yang membuat saham-saham berbasis ekspor Jepang dilanda aksi jual.

Selain itu, rilis kinerja beberapa emiten juga dinilai negatif. Sebut saja Sony Corp dan Microsoft Corp yang melaporkan kinerja di bawah estimasi pelaku pasar.

Penurunan harga minyak dunia juga sedikit banyak mempengaruhi bursa Asia. Asal tahu saja, tadi malam harga minyak melorot dari posisi tertingginya dalam lima bulan terakhir. Namun, pagi ini, harga minyak naik 1,2% menjadi US$ 43,71 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie