KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana asing masih mengucur keluar dari pasar surat utang negara (SUN) atau surat berharga negara (SBN). Berdasarkan data PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), kepemilikan asing pada SBN turun Rp 66,5 triliun sejak awal tahun hingga 11 Mei 2022. Artinya terjadi
net sell atau penjualan bersih di pasar obligasi negara. Kepemilikan asing pada obligasi korporasi berkurang Rp 4,37 triliun pada periode yang sama. Sedangkan asing justru mencatat pembelian bersih atau
net buy Rp 81,58 triliun pada saham.
Sementara sepanjang tahun 2021, kepemilikan asing pada obligasi pemerintah turun Rp 82,57 triliun. Dana asing pada obligasi korporasi pun berkurang Rp 8,96 triliun di tahun lalu. Tapi, asing mencatat pembelian bersih Rp 39,18 triliun pada saham.
Baca Juga: Hindari Efek Kenaikan Bunga, MI Perbanyak Obligasi Korporasi di Racikan Portofolio "Jika dicermati dari data, di periode yang sama tahun 2022 investor asing melakukan
net buy untuk instrumen saham sebesar Rp 81,58 triliun. Jadi ada kemungkinan sebagian dari
outflow di obligasi dialihkan ke investasi saham," ujar Hendro kepada Kontan.co.id, Kamis(12/5). Fixed Income Portfolio Manager Sucorinvest Asset Management Gama Yuki mengatakan selama seminggu terakhir pergerakan investor asing di SBN masih terus keluar dari pasar obligasi tetapi tidak terlalu besar. "Kepemilikan investor asing turun sedikit dari 17,3% ke 17% dalam sepekan terakhir. Kepemilikan ini lebih rendah jika dibandingkan periode yang sama di tahun lalu yaitu sebesar 23%," ucap Gama.
Baca Juga: Aliran Dana Asing Terus Keluar dari Pasar SUN Gama mengatakan penyebab kepemilikan investor asing yang turun ini masih karena kehati-hatian investor asing di tengah kenaikan
yield US Treasury. Sementara kenaikan
yield US Treasury ini disebabkan oleh kenaikan Fed Funds Rate yang cukup agresif di tahun ini untuk mengatasi inflasi tinggi. Gama mengatakan dalam penerbitan obligasi di tengah kenaikan suku bunga dan inflasi ini turut mengerek
yield obligasi negara. "Hal ini untuk menarik investor agar lebih tertarik untuk masuk ke pasar obligasi. Tetapi pemerintah juga sudah mulai mengurangi jumlah penerbitan obligasi untuk tetap menjaga
yield obligasi pemerintah di tengah kekhawatiran investor atas kenaikan
yield US Treasury," ucap Gama.
Baca Juga: Lelang SUN Sepi Peminat, Penawaran Cuma Rp 20 Triliun Gama menyebut, investor memiliki obligasi dengan tenor pendek untuk mengantisipasi kenaikan inflasi dan suku bunga yang akan terjadi pada tahun ini. Menurut Gama jika inflasi di AS mulai turun dan arah kebijakan The Fed makin jelas sehingga market sudah lebih stabil, seharusnya kekhawatiran investor asing pun akan mulai mereda dan akan mulai kembali masuk ke pasar SUN. "
Real yield obligasi Indonesia masih cukup menarik jika dibandingkan negara lain yang memiliki rating yang sama dengan Indonesia. Sementara dari sisi mata uang, rupiah juga masih tergolong cukup stabil di`tengah kenaikan indeks dolar. Sehingga masih cukup menarik bagi investor asing untuk masuk kembali ke pasar obligasi Indonesia," tutup Gama. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati