JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih belum mampu bangkit di akhir sesi I hari ini (14/4). Data RTI menunjukkan, pada pukul 12.00 WIB, indeks mencatatkan penurunan 0,22% menjadi 4.842,44. Ada 129 saham yang tertekan. Sementara, jumlah saham yang naik sebanyak 122 saham dan 104 saham lainnya diam di tempat. Volume transaksi siang ini melibatkan 3,326 miliar dengan nilai transaksi Rp 3,486 triliun.
Investor asing membukukan pembelian bersih (net buy) di seluruh pasar senilai Rp 67,2 miliar. Sedangkan di Pasar Reguler, asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) senilai Rp 127,6 miliar. Secara sektoral, ada tujuh sektor yang memerah. Tiga sektor dengan penurunan terdalam antara lain: sektor industri dasar turun 1,26%, sektor pertambangan turun 1,2%, dan sektor industri lain-lain turun 0,57%. Saham-saham indeks LQ 45 yang berada di jajaran top losers siang ini di antaranya: PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) turun 3,02% menjadi Rp 10.450, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) turun 3% menjadi Rp 20.175, dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) turun 2,7% menjadi Rp 720. Sedangkan posisi top gainers indeks LQ 45 siang ini adalah: PT AKR Corpoerindo Tbk (AKRA) naik 3,02% menjadi Rp 6.825, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) naik 2,34% menjadi Rp 1.965, dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) naik 1,8% menjadi Rp 1.415. Senyum bursa Asia masih cerah Sementara itu, bursa Asia kembali naik untuk tujuh hari beruntun. Optimisme baru pelaku pasar mengenai perekonomian China dan outlook positif laporan keuangan emiten di Amerika memacu langkah bursa Asia. Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 12.10 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific naik 1,1%.
Indeks Topix Jepang mencatatkan kenaikan terbesar yakni 2,1% menuju level penutupan terbesar dalam sebulan terakhir. Sementara, indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,8%. Kenaikan juga terlihat pada indeks S&P/ASX 200 Australia sebesar 0,9%. Sektor finansial merupakan pendorong terbesar kenaikan bursa regional setelah JPMorgan Chase & Co merilis kinerja yang lebih baik dari prediksi. Di sisi lain, saham-saham energi menjadi saham dengan performa terburuk di antara 10 sektor lainnya akibat anjloknya harga minyak dunia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie