KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor asing tampak masih terus menarik dana dari pasar Indonesia. Di bulan ini saja, asing sudah mencetak posisi
net sell Rp 4,93 triliun di bursa saham. Bila dihitung sejak awal tahun,
net sell asing di bursa saham sudah mencapai Rp 13,50 triliun. Pasar obligasi, terutama obligasi pemerintah, juga mengalami hal serupa. Direktorat Jenderal Pembiayaan Pengelolaan dan Risiko Kementerian Keuangan mencatat, porsi kepemilikan asing di surat berharga negara (SBN) per 7 Maret lalu tinggal sebesar Rp 831,65 triliun. Buat perbandingan, di 1 Februari lalu, kepemilikan asing sempat mencapai angka Rp 864,73 triliun. Jadi, kepemilikan asing di SBN sempat naik dibanding posisi di akhir 2017, yakni Rp 836,15 triliun.
Fund Manager Capital Asset Management Desmon Silitonga mengatakan, penurunan kepemilikan asing di SBN terjadi karena kekhawatiran terhadap kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS). Apalagi, Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell sudah mengindikasikan suku bunga acuan AS bisa naik lebih dari tiga kali tahun ini. Hal ini didukung membaiknya data-data ekonomi AS selama Februari, salah satunya data inflasi. "Investor asing berupaya menyesuaikan kembali portofolio mereka akibat sentimen Fed
fund rate," kata Desmon, Kamis (8/3). Analis
Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia Anil Kumar menuturkan, aksi jual yang dilakukan oleh investor asing di pasar modal Indonesia sulit dihindari, akibat kuatnya sentimen eksternal. Ditambah lagi, sentimen tersebut mempengaruhi posisi nilai tukar rupiah, yang sejatinya berperan besar terhadap stabilitas pasar. Pulang kampung Walau tidak menyebut secara rinci, Desmon bilang bahwa rata-rata investor asing kembali berinvestasi di Eropa dan Amerika Serikat. "Karena sebagian besar investor asing di Indonesia berasal dari AS dan Eropa," ujar dia. Bertoni Rio, Senior Analyst Research Division Anugerah Sekuritas Indonesia, mengamini hal tersebut. "Investor asing pindah ke instrumen
safe haven, seperti dollar AS, yen dan obligasi AS," ujar dia. Alfred Nainggolan, Kepala Riset Koneksi Kapital Sekuritas, melihat asing juga memilih pegang
cash. Ini terkait perubahan alokasi dana investasi antarnegara. Anil menambahkan, salah satu dampak berkurangnya dana investor asing di pasar obligasi adalah sepinya lelang SBN. Lihat saja lelang sukuk negara pada Selasa (6/3).
Dalam lelang tersebut, pemerintah hanya menyerap Rp 5,09 triliun dari jumlah penawaran masuk senilai Rp 8,61 triliun. "Investor lokal kesulitan menutupi ruang yang ditinggalkan oleh investor asing," imbuh Anil. Walau hanya bersifat temporer, Anil menyebut investor asing belum tentu langsung kembali manakala The Fed resmi menaikan suku bunga acuan AS pada 21 Maret nanti. Hal ini disebabkan isu perang dagang akibat kebijakan Donald Trump menaikkan tarif impor aluminium dan baja. Investor asing baru akan kembali membawa masuk dananya ke pasar modal Indonesia baru jika berbagai sentimen eksternal tersebut benar-benar mereda. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dupla Kartini