JAKARTA. Surat berharga syariah negara (SBSN) alias sukuk negara cukup atraktif bagi investor asing di awal tahun ini. Hal tersebut terlihat dari data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan per 10 Februari 2017, di mana asing menggenggam SBSN domestik Rp 14,08 triliun atau setara dengan 5,34% dari total SBSN yang dapat diperdagangkan. Jumlah tersebut melesat 58,74% dari posisi akhir Desember 2016 yang mencapai Rp 8,87 triliun. Namun meski tumbuh tinggi, jumlah kepemilikan asing di SBSN relatif kecil jika dibandingkan dengan dana asing di surat utang negara (SUN) yang mencapai Rp 671,18 triliun. Senior Research Analyst Pasar Dana Beben Feri Wibowo menuturkan, kenaikan kepemilikan asing di SBSN disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Dari internal, pasar pendapatan tetap mendapat angin segar dari perekonomian domestik yang semakin membaik.
Asing serbu sukuk negara
JAKARTA. Surat berharga syariah negara (SBSN) alias sukuk negara cukup atraktif bagi investor asing di awal tahun ini. Hal tersebut terlihat dari data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan per 10 Februari 2017, di mana asing menggenggam SBSN domestik Rp 14,08 triliun atau setara dengan 5,34% dari total SBSN yang dapat diperdagangkan. Jumlah tersebut melesat 58,74% dari posisi akhir Desember 2016 yang mencapai Rp 8,87 triliun. Namun meski tumbuh tinggi, jumlah kepemilikan asing di SBSN relatif kecil jika dibandingkan dengan dana asing di surat utang negara (SUN) yang mencapai Rp 671,18 triliun. Senior Research Analyst Pasar Dana Beben Feri Wibowo menuturkan, kenaikan kepemilikan asing di SBSN disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Dari internal, pasar pendapatan tetap mendapat angin segar dari perekonomian domestik yang semakin membaik.