JAKARTA. Rupiah kembali terdepresiasi pada transaksi perdagangan pagi ini. Selasa (24/7), pukul 09.50, pairing (USD/IDR) melemah ke posisi 9.509 dari 9.503 di penutupan hari sebelumnya.Kepala Divisi Treasury Bank BNI Nurul Etti Nurbaeti memprediksi, rupiah berpotensi bergerak dengan kecenderungan konsolidasi hingga melemah, dengan kisaran di 9.470-9.510 pada hari ini.Menurut Nurul, semakin tergerusnya kepercayaan pelaku pasar atas kondisi terkini di kawasan Eropa berimbas pada minimnya dana asing yang masuk ke pasar keuangan domestik. Selain itu, posisi rupiah di pasar valas luar negeri yang tercermin pada level Non Delivery Forward (NDF) yang juga terdepresiasi, turut menjadi sentimen negatif bagi pergerakan mata uang Garuda.Namun, dia menyebut, masih ada harapan rupiah untuk terapresiasi terhadap dollar AS, yaitu rencana lelang sukuk hari ini dengan target dana Rp 500 miliar."Lelang tersebut diprediksi mampu meramaikan perdagangan obligasi pemerintah sehingga dana masuk ke aset berdenominasi rupiah," jelasnya. Selain itu, kabar baik pembelian Bank Indonesia (BI) atas obligasi China juga berpotensi mengurangi tekanan terhadap rupiah."BI telah memutuskan untuk membeli obligasi China dalam rangka meningkatkan hubungan baik kedua negara di bidang perdagangan internasional," ujarnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Asing tahan dana, rupiah terdepresiasi
JAKARTA. Rupiah kembali terdepresiasi pada transaksi perdagangan pagi ini. Selasa (24/7), pukul 09.50, pairing (USD/IDR) melemah ke posisi 9.509 dari 9.503 di penutupan hari sebelumnya.Kepala Divisi Treasury Bank BNI Nurul Etti Nurbaeti memprediksi, rupiah berpotensi bergerak dengan kecenderungan konsolidasi hingga melemah, dengan kisaran di 9.470-9.510 pada hari ini.Menurut Nurul, semakin tergerusnya kepercayaan pelaku pasar atas kondisi terkini di kawasan Eropa berimbas pada minimnya dana asing yang masuk ke pasar keuangan domestik. Selain itu, posisi rupiah di pasar valas luar negeri yang tercermin pada level Non Delivery Forward (NDF) yang juga terdepresiasi, turut menjadi sentimen negatif bagi pergerakan mata uang Garuda.Namun, dia menyebut, masih ada harapan rupiah untuk terapresiasi terhadap dollar AS, yaitu rencana lelang sukuk hari ini dengan target dana Rp 500 miliar."Lelang tersebut diprediksi mampu meramaikan perdagangan obligasi pemerintah sehingga dana masuk ke aset berdenominasi rupiah," jelasnya. Selain itu, kabar baik pembelian Bank Indonesia (BI) atas obligasi China juga berpotensi mengurangi tekanan terhadap rupiah."BI telah memutuskan untuk membeli obligasi China dalam rangka meningkatkan hubungan baik kedua negara di bidang perdagangan internasional," ujarnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News