Askes meleset, Jamsostek bertumbuh



JAKARTA. Hasil investasi PT Asuransi Kesehatan (Askes) kurang menggembirakan. Per September lalu, perusahaan asuransi pelat merah ini baru mengumpulkan pendapatan dari investasi Rp 471,62 miliar. Angka tersebut hanya 42,8% dari target akhir tahun ini sebesar Rp 1,1 triliun. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, hasil investasi tersebut turun sekitar 36%.

Direktur Utama Askes, I Gede Subawa menjelaskan ,ada tiga hal yang menyebabkan pendapatan tak kunjung mendekati target. Pertama, kondisi pasar tidak menentu. Harga saham turun. Kedua, perekonomian global lesu, sehingga aura pesimistis selalu menyelimuti pasar. Ketiga, terbatasnya emisi obligasi yang memberikan yield sesuai harapan.

Meski pendapatan investasi turun Subawa optimistis, target laba sebesar Rp 1,6 triliun tahun ini bisa tercapai. Per September, laba sudah mencapai 79%-80% dari target.


Hingga September, Askes menghimpun premi Rp 5,86 triliun atau 75,16% dari target tahun ini sebesar Rp 7,8 triliun. Pengalaman tahun sebelumnya, target premi akan terpenuhi di akhir tahun. Maklum, pemerintah daerah (pemda) lazim merapel pembayaran selama tiga bulan.

Selain premi akan tumbuh pesat di kuartal IV, kondisi pasar modal juga bakal lebih membaik. Ini mengerek hasil investasi, yang sempat jeblok di tiga kuartal pertama 2011.

Keranjang investasi Askes tersebar di saham dan reksadana. "Banyak yang memprediksi, harga saham di akhir tahun bakal melesat lagi," katanya. Di reksadana sebanyak 80% berupa pendapatan tetap. Kalaupun target pendapatan meleset, Askes terlalu tidak ambil pusing. BUMN penyedia asuransi PNS ini lebih mengejar layanan optimal. "Profit wajib, tapi yang terpenting indeks kepuasan peserta juga bertambah," kata Subawa.

Tahun depan, Askes akan menggenjot produk jaminan kesehatan daerah (jamkesda). Targetnya terkumpul premi sebanyak Rp 350 miliar dari produk hasil kerjasama dengan pemda. Sementara total premi diharapkan mencapai Rp 9 triliun. Salah satu caranya, mendongkrak kontribusi dari InHealth, anak usaha Askes di produk komersial.

Berharap tumbuh 20%

Nasib PT Jaminan Sosial dan Tenaga Kerja (Jamsostek), BUMN keuangan lain, relatif lebih baik. Pada kuartal III-2011 ini, pendapatan investasi tumbuh 9,3 % menjadi Rp 9,4 triliun dibanding periode sama 2010 yang Rp 8,6 triliun. Perseroan ini optimistis, target akhir tahun Rp 11 triliun akan terpenuhi.

Direktur Investasi Jamsostek, Elvynn G Masasya menjelaskan, pertumbuhan ini berkat strategi yang tepat dalam berinvestasi. Jamsostek membiakkan dana di deposito sebesar 28%-32%, obligasi 42%-46%, saham 18%-22%, reksadana 4%-8%, dan properti penyertaan 1%-2%. "Enam bulan pertama tahun ini kami gencar memanfaatkan instrumen saham saat IHSG masih bagus," ujarnya.

Dana kelolaan Jamsostek di deposito sekitar Rp 2 triliun, obligasi Rp 3,5 triliun, saham Rp 3,2 triliun, serta reksadana dan properti Rp 300 miliar. Saat ini Jamsostek memiliki 9 juta peserta. "Tahun depan jumlah ini diharapkan meningkat 20%, " katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini