JAKARTA. Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) meminta pemerintah menyusun sertifikasi biji kakao ramah lingkungan. Sertifikasi itu untuk mengantisipasi tren pasar kakao yang mulai mengarah ke produk-produk biji kakao yang ramah pada lingkungan. Ketua Umum Askindo, Zulhefi Sikumbang mengatakan, tahun 2020 nanti penjual kakao wajib melampirkan sertifikat kakao ramah lingkungan (suistainable). Jika tidak ada maka biji kakao dari Indonesia sulit diperdagangkan di bursa komoditi. "Dengan memiliki sertifikat, harga kakao juga bisa lebih tinggi," kata Zulhefi, Rabu (27/4). Zulhefi bilang, harga kakao bersertifikat ramah lingkungan bisa lebih mahal US$ 200-US$ 300 per ton dari kakao non sertifikat. Saat ini ada dua perusahaan perdagangan kakao yang memperoleh sertifikat ramah lingkungan, yaitu Mars (Amerika Serikat) dan Armajaro (dari Inggris). Perusahaan itu mendapat sertifikat dari Rainforest Alliance.
Askindo minta ada sertifikasi kakao
JAKARTA. Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) meminta pemerintah menyusun sertifikasi biji kakao ramah lingkungan. Sertifikasi itu untuk mengantisipasi tren pasar kakao yang mulai mengarah ke produk-produk biji kakao yang ramah pada lingkungan. Ketua Umum Askindo, Zulhefi Sikumbang mengatakan, tahun 2020 nanti penjual kakao wajib melampirkan sertifikat kakao ramah lingkungan (suistainable). Jika tidak ada maka biji kakao dari Indonesia sulit diperdagangkan di bursa komoditi. "Dengan memiliki sertifikat, harga kakao juga bisa lebih tinggi," kata Zulhefi, Rabu (27/4). Zulhefi bilang, harga kakao bersertifikat ramah lingkungan bisa lebih mahal US$ 200-US$ 300 per ton dari kakao non sertifikat. Saat ini ada dua perusahaan perdagangan kakao yang memperoleh sertifikat ramah lingkungan, yaitu Mars (Amerika Serikat) dan Armajaro (dari Inggris). Perusahaan itu mendapat sertifikat dari Rainforest Alliance.