KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kemtan) menganggarkan dana sebesar Rp 2,7 triliun yang akan dialokasikan untuk benih dan pupuk tanaman perkebunan. Kakao pun menjadi salah satu komoditas perkebunan yang disasar pemerintah. Meski pemerintah sudah menganggarkan dana untuk sektor perkebunan tersebut, namun Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) pesimistis hal tersebut dapat meningkatkan produksi kakao nasional. Ketua Umum Askindo, Zulhelfi Sikumbang berpendapat, peningkatan produksi kakao sulit untuk dilakukan terlebih bila bantuan yang diberikan berupa benih dan pupuk. Menurutnya, program ini dapat disalahgunakan lantaran pengawasannya yang belum terjamin. Zulhelfi bilang, untuk meningkatkan produktivitas kebun maka petani kakao harus dilatih supaya mandiri. “Kalau ingin produksi meningkat, petani harus mandiri. Artinya, pemerintah cukup memberikan penyuluhan pada petani kakao. Masalahnya, tidak ada anggaran untuk penyuluhan,” ujar Zulhelfi. Menurut Zulhelfi, pada 2009-2012 sudah ada program gerakan nasional (gernas) kakao dengan dana hampir mencapai Rp 4 triliun. Namun, dia bilang, produksi kakao tidak kunjung meningkat.
Askindo pesimistis dana pemerintah bisa tingkatkan produksi kakao
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kemtan) menganggarkan dana sebesar Rp 2,7 triliun yang akan dialokasikan untuk benih dan pupuk tanaman perkebunan. Kakao pun menjadi salah satu komoditas perkebunan yang disasar pemerintah. Meski pemerintah sudah menganggarkan dana untuk sektor perkebunan tersebut, namun Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) pesimistis hal tersebut dapat meningkatkan produksi kakao nasional. Ketua Umum Askindo, Zulhelfi Sikumbang berpendapat, peningkatan produksi kakao sulit untuk dilakukan terlebih bila bantuan yang diberikan berupa benih dan pupuk. Menurutnya, program ini dapat disalahgunakan lantaran pengawasannya yang belum terjamin. Zulhelfi bilang, untuk meningkatkan produktivitas kebun maka petani kakao harus dilatih supaya mandiri. “Kalau ingin produksi meningkat, petani harus mandiri. Artinya, pemerintah cukup memberikan penyuluhan pada petani kakao. Masalahnya, tidak ada anggaran untuk penyuluhan,” ujar Zulhelfi. Menurut Zulhelfi, pada 2009-2012 sudah ada program gerakan nasional (gernas) kakao dengan dana hampir mencapai Rp 4 triliun. Namun, dia bilang, produksi kakao tidak kunjung meningkat.