Askindo: Petani kakao membutuhkan penyuluh bukan bantuan benih



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini, Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kemtan) menargetkan akan menyediakan benih kakao sebanyak 18,3 juta batang. Benih tersebut ditujukan untuk memperbaiki tanaman yang sudah ada dan untuk mengembangkan lahan kakao.

Ketua Umum Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) Zulhefi Sikumbang berpendapat, penyediaan benih ini tidak akan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan produksi kakao.

Pasalnya, permasalahan yang dihadapi kakao adalah penurunan produksi akibat penyakit. Karena itu, banyak petani yang beralih ke komoditas lain karena kakao sudah tidak menguntungkan.


“Menurut saya yang penting dilakukan adalah bagaimana pemerintah membantu menyediakan penyuluh sehingga petani percaya diri lagi. Dengan begitu produktivitas naik. Kalau produktivitas naik, income juga tinggi. Kalau yang utama tidak dilakukan, saya rasa tujuan untuk meningkatkan produksi tidak akan tercapai,” ujar Zulhefi kepada Kontan.co.id, Selasa (5/6).

Menurut Zulhefi, penyuluhan khusus untuk kakao sangat diperlukan mengingat perawatan dan penanaman tanaman kakao yang sangat rumit.

Zulhefi pun mengatakan, benih sebanyak 18 juta batang hanya bisa ditujukan untuk lahan seluas 18.000 hektare. Pasalnya, 1 ha lahan membutuhkan benih sebanyak 1.000 batang. “Jadi kalau 18 juta batang sama saja dengan 18.000 ha. Kalau untuk mengganti yang lama, saya rasa pengaruhnya tidak signifikan,” ujar Zulhefi.

Produksi kakao dalam negeri pun terus mengalami penurunan. Tahun 2009, produksi kakao berkisar 650.000 ton, sementara pada 2017 produksi kakao sudah sebesar 270.000 ton.

Zulhefi memperkirakan, produksi kakao tahun ini akan kembali menurun menjadi 250.000 ton. Luas lahan pun terus menurun dari sebelumnya 1,6 juta ha menjadi 1,1 juta ha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto