JAKARTA. Ketua Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) demisioner Halim Razak menegaskan, organisasinya tetap menolak Bea Keluar (BK) kakao. "Masalahnya, yang sangat dirugikan adalah petani dan jangka panjang produksi kakao bisa turun," kata Halim yang akan lengser dari jabatannya hari ini, Jumat (23/7).Halim menyatakan, eksportir mendapatkan keuntungan karena BK yang dibayarkan kepada pemerintah sebesar 10% tersebut diambil dari petani. "Kami layaknya kasir, ambil BK dari petani kemudian diserahkan kepada pemerintah," kata Halim. Dus, imbuhnya, petanilah yang menanggung pembayaran BK tersebut.Asal tahu saja, pada bulan April lalu saat BK mulai diberlakukan, ekspor kakao menyusut. Ekspor kakao hanya mencatatkan volume sebesar 16.133.342 kg. Namun, pada bulan Mei ekspor tersebut mengalami peningkatan yang signifikan menjadi 51.457.784 kg.
Askindo Tetap Tolak BK Kakao
JAKARTA. Ketua Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) demisioner Halim Razak menegaskan, organisasinya tetap menolak Bea Keluar (BK) kakao. "Masalahnya, yang sangat dirugikan adalah petani dan jangka panjang produksi kakao bisa turun," kata Halim yang akan lengser dari jabatannya hari ini, Jumat (23/7).Halim menyatakan, eksportir mendapatkan keuntungan karena BK yang dibayarkan kepada pemerintah sebesar 10% tersebut diambil dari petani. "Kami layaknya kasir, ambil BK dari petani kemudian diserahkan kepada pemerintah," kata Halim. Dus, imbuhnya, petanilah yang menanggung pembayaran BK tersebut.Asal tahu saja, pada bulan April lalu saat BK mulai diberlakukan, ekspor kakao menyusut. Ekspor kakao hanya mencatatkan volume sebesar 16.133.342 kg. Namun, pada bulan Mei ekspor tersebut mengalami peningkatan yang signifikan menjadi 51.457.784 kg.