Askrindo bakal kantongi lagi PMN Rp 1 triliun tahun depan



JAKARTA. Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) belajar dari kesalahan masa lalu. Aktivitas usaha penjaminan kredit usaha rakyat (KUR) yang dua tahun belakangan ini menggerogoti laba perusahaan pelat merah ini kini tercatat tumbuh positif. Tak heran, Kementerian Negara BUMN yang merupakan pemegang saham, berancang-ancang menambah penyertaan modal negara (PMN) tahun depan.Direktur Keuangan, Investasi, dan Teknologi Informasi Askrindo Widya Kuntarto mengatakan, Askrindo bakal memperoleh tambahan PMN Rp 1 triliun. "Dengan demikian, total dana investasi produktifnya akan membengkak mencapai Rp 4,17 triliun tahun depan," ujarnya ditemui KONTAN, Rabu (21/12).Saat ini, sambung Kuntarto, badan anggaran telah menyetujui penyertaan modal untuk dikaji di komisi terkait di Dewan Perwakilan Rakyat. Sejatinya, Kemeneg BUMN bakal menyalurkan PMN sebesar Rp 2 triliun untuk Askrindo dan Jamkrindo. Dari pengalaman sebelumnya, tambahan dana untuk dua perusahaan penjaminan milik negara itu bakal dibagi dua sama rata.Dukungan pemegang saham ini sangat berasa. Apalagi, tambahan dana untuk Askrindo sebesar Rp 800 miliar yang telah disetujui Kemeneg BUMN sebelumnya bakal cair akhir tahun ini juga. Namun demikian, dampaknya bagi penguatan aktivitas bisnis perseroan baru akan terlihat pada kinerja keuangan tahun depan. Terutama, di lini usaha penjaminan non-komersial.Maklum, tambahan dana dari negara tersebut memang hanya boleh digunakan untuk memperbesar kapasitas bisnis penjaminan KUR. Untungnya, bisnis penjaminan KUR ini mulai menampakkan pertumbuhan positif sejak paruh kedua 2011. "Malah, penjaminan KUR diproyeksi bakal menyumbang laba Rp 50 miliar hingga akhir tahun nanti," terang Kuntarto.Padahal, di 2009 lalu, aktivitas usaha penjaminan KUR membuat Askrindo mencatat rugi Rp 127 miliar. Kerugian bertambah parah di 2010 lalu, menjadi Rp 217 miliar. Nah, di 2012 mendatang, penjaminan KUR digenjot mencetak untung Rp 140 miliar atau naik nyaris tiga kali lipat dibandingkan pencapaian sampai akhir tahun ini.Pertumbuhan laba tersebut bakal ditopang dengan peningkatan hasil underwriting dari proyeksi Rp 24 miliar di akhir tahun ini menjadi Rp 102 miliar di tahun depan. "Pertumbuhan hasil underwriting tahun depan digenjot dengan perbaikan kinerja, antara lain mengedepankan prinsip kehati-hatian, mengendalikan klaim rasio KUR," tegas Kuntarto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Wahyu T.Rahmawati