KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Kredit Indonesia atau Askrindo menargetkan pertumbuhan pendapatan premi 106% hingga 2019. Direktur Utama Askrindo Andrianto Wahyu Adi optimis dapat melampaui target ini. Lantaran hingga pertengahan tahun saja, perseroan telah membukukan pendapatan premi bruto senilai Rp 2,91 triliun tumbuh 84,18% yoy dari posisi yang sama tahun lalu Rp 1,58 triliun.
Baca Juga: Tiga perusahaan ini kuasai 28% pangsa pasar premi industri asuransi umum “Penopangnya masih di fokus bisnis kami yakni kredit. Mulai dari asuransi kredit usaha rakyat (KUR) sebagai tugas dari pemerintah dan kredit lainnya. Termasuk sampingannya
surety, garansi,
letter of credit (LC). Selain itu juga dari asuransi kerugian. Premi kami sekitar 35% berasal dari asuransi KUR,” ujar Andrianto di Jakarta pada Rabu (21/8). Lanjut Ia dari realisasi KUR perbankan senilai Rp 75,1 triliun, Askrindo sudah menjamin 57% atau setara dengan Rp 42,7 triliun. Sisanya dijamin oleh Jamkrindo. Selain itu, Adrianto lini bisnis yang berkaitan dengan kredit menyumbang 80% terhadap total pendapatan premi. Kendati demikian, Andrian bilang fokus perusahaan tidak hanya mengejar top line atau dari pendapatan premi saja. Askrindo ingin dalam jangka panjang, hasil
underwriting dan laba perusahaan juga tumbuh maksimal.
Baca Juga: Tokopedia kini fasilitasi nasabah Prudential bayar premi Hingga Juni 2019, hasil
underwriting Askrindo mencapai Rp 669,3 miliar. Nilai ini tumbuh 79,98% yoy dari paruh pertama tahun lalu sebesar Rp 371,87 miliar. Sedangkan laba setelah pajak yang dibukukan sebesar Rp 487,79 miliar tumbuh 40,28% yoy dari Rp 347,72 miliar pada Juni 2018.
Guna mencapai pertumbuhan
bottom line yang lebih maksimal, akan mengejar lewat digitalisasi bisnis. Oleh sebab itu, persero sudah menyiapkan
roadmap digitalisasi bertajuk Digital Champions pada 2021. “Kami menggunakan teknologi
open source dan
cloud yang kebanyakan gratis atau murah. Dalam tiga tahun ke depan hingga 2021, perkiraan kami kebutuhan investasi hanya sekitar Rp 300 miliar. Pada 2019 ini sekitar Rp 50 miliar, 2020 sebanyak Rp 150 miliar untuk perkuat infrastruktur. Pada tahun ke tiga turun jadi Rp 100 miliar,” pungkas Andrianto.
Baca Juga: Buat roadmap digitalisasi hingga 2021, Askrindo siapkan capex Rp 300 miliar Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi