Askrindo siap mengembalikan dana dalam 5 tahun



JAKARTA. Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) terus berupaya mengembalikan dana dalam kasus penyimpangan investasi secara bertahap. BUMN ini menargetkan, kerugian negara sekitar Rp 435 miliar akan lunas dalam lima tahun ke depan.

Direktur Keuangan, Investasi dan Teknologi Informasi Askrindo, Widya Kuntarto mengatakan, telah merancang skema pengembalian dana secara bertahap. Yakni Rp 25 miliar - Rp 30 miliar di tahun depan, Rp 50 miliar - Rp 75 miliar pada 2013, Rp 75 miliar - Rp 100 miliar di 2014, dan sisanya hingga 2016.

Saat ini, Askrindo berhasil menarik dana Rp 5 miliar dari Jakarta Securites, satu dari lima perusahaan pengelola aset manajemen dana Askrindo. Jakarta Investment dan Batavia Prosperindo Financial Services juga sudah mengembalikan duit, masing-masing sebesar Rp 250 juta, sebagai pembayaran repo saham. "Perintah pemegang saham, kami menyelesaikan persoalan ini, termasuk melakukan restrukturisasi pengembalian dana," ujar Kuntarto, ketika ditemui KONTAN, kemarin.


Sebelumnya, Direktur Utama Askrindo, Antonius Chandra Satya Napitupulu menuturkan, pihaknya telah bekerja sama dengan kepolisian, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK serta lembaga terkait lain untuk menuntaskan kasus ini. Askrindo juga menghentikan perjanjian dengan lima perusahaan manajer investasi.

Dari sisi kinerja, tahun depan Askrindo ditargetkan memperoleh peringkat kesehatan "AA" sebagai salah satu perusahaan BUMN. Maklum. dari sisi kinerja, akhir tahun lalu Askrindo mencatatkan rugi sekitar Rp 191,2 miliar.

Oleh karena itu, Askrindo bakal lebih berhati-hati lagi memarkir dana kelolaan. Tahun depan, Askrindo mengincar dana kelolaan menembus Rp 2,2 triliun, naik 40% dibandingkan akhir Oktober 2011 sebesar Rp 1,6 triliun.

Ke depan, Askrindo akan mengembangkan bisnis dan tetap melaksanakan penjaminan kredit usaha rakyat (KUR). Termasuk, lebih selektif menutup risiko maupun menerima klaim. "Kami akan menjalin kerjasama dengan bank penyalur KUR untuk meningkatkan analisis dan profil bisnis," ucap Kuntarto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: