Askrindo Syariah bidik laba Rp 15,2 miliar



JAKARTA. Anak usaha terbaru Askrindo yaitu PT Jaminan Pembiayaan Askrindo Syariah langsung digenjot. Pada tahun pertama beroperasi, perusahaan bermodalkan Rp 100 miliar ini ditargetkan mencetak laba bersih sebesar Rp 15,2 miliar. Menurut Anton Candra SN, Direktur Utama Askrindo, anak usaha baru ini bisa bersaing dalam industri penjaminan. Bahkan bisnis penjaminan syariah ini diperkirakan akan ikut menggenjot bisnis Askrindo. Sejatinya, perusahaan pelat merah ini sudah menggarap pasar penjaminan syariah. Akan tetapi, operasinya belum benar-benar serius. Mereka sudah menjalin kerja sama dengan perbankan syariah.

Nah dengan beroperasinya penjaminan syariah, maka bisnis-bisnis yang sebelumnya belum bisa dilayani, mulai awal Maret tahun ini sudah bisa diraih. "Kami bisa all out di syariah," ungkap Anton pada Selasa (19/2). Anak usaha baru itu akan diresmikan pada akhir Februari. Setelah sebelumnya sudah mendapatkan izin dari Dewan Syariah Nasional dan regulator terdahulu, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) pada akhir tahun 2012.

Anton berkata, Penjaminan Syariah ini untuk mengantisipasi persaingan pasar bebas. Maklum ke depannya, penjaminan asing akan bebas masuk pasar Indonesia. Keberadaan anak usaha baru ini sekaligus melengkapi bisnis anak usaha yang sudah ada yaitu PT Nasional Reasuransi (NasRe). Tahun ini NasRe ditargetkan membukukan laba bersih hingga  54 miliar. Sepanjang 2012 lalu, Askrindo membukukan total premi Rp 777,6 miliar, tumbuh 32,2% dibandingkan tahun sebelumnya Rp 587,9 miliar. Hasil investasi Rp 194,2 miliar, naik 55,1% dari tahun sebelumnya Rp 125 miliar. Ada tiga faktor penopang membaiknya kinerja. Pertama, kinerja bagian pemasaran. Sepanjang tahun 2012, mereka berhasil menggandeng kerjasama dengan 81 bank dari tahun sebelumnya hanya 31 bank. Lalu, jumlah kontrak kerja sama mencapai 196 dari tahun sebelumnya hanya 81 kerja sama. Faktor kedua adalah kehati-hatian menjaga klaim rasio. Jika tahun 2011, klaim rasio menjadi 70% maka tahun lalu menurun menjadi 54%.


Terakhir soal penempatan investasi. Keranjang terbesar investasi Askrindo adalah deposito hingga 80% dari total investasi. Di pos reksadana, obligasi dan saham 10%, serta anak usaha 10%. Target laba tahun 2013  sebesar Rp 350,3 miliar alias tumbuh 48%. Dengan target hasil investasi Rp 228,4 miliar. Nah, manajemen berupaya menggenjot perolehan premi dari bisnis non Kredit Usaha Rakyat (KUR). "Target laba itu belum termasuk anak usaha karena masih target konservatif," terang T Widya Kuntarto, Direktur Keuangan, Investasi dan Teknologi Askrindo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: