JAKARTA. Kehadiran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan memang ikut mempengaruhi kinerja bisnis PT Asuransi Sinar Mas (ASM). Maklum, lini bisnis ini masuk dalam tiga besar kontributor premi bagi perseroan. Namun ternyata tak cuma soal perolehan premi saja. Pasalnya menurut Direktur ASM Dumasi MM Samosir aksi wait and see dari kalangan korporat terhadap kepastian BPJS juga menyebabkan pergeseran waktu yang kerap diisi oleh pertumbuhan premi yang cukup signifikan. Biasanya, Dumasi bilang bulan April dan Desember merupakan peak season karena banyak perusahaan melakukan renewal di asuransi kesehatan. "Sekarang banyak bergerak. Dengan adanya BPJS Kesehatan, kemungkinan bergeser ke Januari tahun depan," katanya. Sementara dari sisi premi di awal tahun ini, porsi premi asuransi kesehatan di ASM memang mengalami mengalami penyusutan. Yakni 14% turun tipis menjadi 13%. Dimana sampai bulan April, premi dari lini bisnis ini mencapai sekitar Rp 325 miliar. "Meski asuransi kesehatan turun, nominalnya masih terhitung besar," ungkapnya.
ASM: Peak season asuransi kesehatan bergeser
JAKARTA. Kehadiran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan memang ikut mempengaruhi kinerja bisnis PT Asuransi Sinar Mas (ASM). Maklum, lini bisnis ini masuk dalam tiga besar kontributor premi bagi perseroan. Namun ternyata tak cuma soal perolehan premi saja. Pasalnya menurut Direktur ASM Dumasi MM Samosir aksi wait and see dari kalangan korporat terhadap kepastian BPJS juga menyebabkan pergeseran waktu yang kerap diisi oleh pertumbuhan premi yang cukup signifikan. Biasanya, Dumasi bilang bulan April dan Desember merupakan peak season karena banyak perusahaan melakukan renewal di asuransi kesehatan. "Sekarang banyak bergerak. Dengan adanya BPJS Kesehatan, kemungkinan bergeser ke Januari tahun depan," katanya. Sementara dari sisi premi di awal tahun ini, porsi premi asuransi kesehatan di ASM memang mengalami mengalami penyusutan. Yakni 14% turun tipis menjadi 13%. Dimana sampai bulan April, premi dari lini bisnis ini mencapai sekitar Rp 325 miliar. "Meski asuransi kesehatan turun, nominalnya masih terhitung besar," ungkapnya.