JAKARTA. Strategi Asuransi Sinar Mas (ASM) menggenjot penjualan produk asuransi pada semester pertama ini boleh dibilang tepat. Pasalnya, perusahaan asuransi Group Sinar Mas itu memprediksi, aktivitas usaha penjaminan risiko kerugian pada semester kedua mendatang akan terbilang sepi. Hal ini dikarenakan, tren perpanjangan kontrak asuransi umumnya menumpuk pada semester pertama. Jarang terjadi renewalpada semester kedua. “Apalagi, di paruh kedua ada perayaan Idul Fitri dan juga Natal, banyak tenaga pemasar kami yang memanfaatkan hari libur. Jadi, kalau yang dijual agen, lesu,” ujar Dumasi MM Samosir, Direktur ASM, kemarin malam (16/7). Beruntung, sambung dia, pendapatan premi bruto di sepanjang Januari – Juni 2014 ini sudah mencapai Rp 2,916 triliun atau sekitar 65% dari target tahun ini yang sebesar Rp 4,4 triliun. Sehingga, pihaknya tidak akan terlalu kesulitan mengejar menghimpun Rp 1,5 triliun premi bruto pada paruh kedua nanti. “Kira-kira, tercapai lah target premi bruto Rp 4,4 triliun,” imbuh dia.
ASM ramal usaha asuransi sepi di semester kedua
JAKARTA. Strategi Asuransi Sinar Mas (ASM) menggenjot penjualan produk asuransi pada semester pertama ini boleh dibilang tepat. Pasalnya, perusahaan asuransi Group Sinar Mas itu memprediksi, aktivitas usaha penjaminan risiko kerugian pada semester kedua mendatang akan terbilang sepi. Hal ini dikarenakan, tren perpanjangan kontrak asuransi umumnya menumpuk pada semester pertama. Jarang terjadi renewalpada semester kedua. “Apalagi, di paruh kedua ada perayaan Idul Fitri dan juga Natal, banyak tenaga pemasar kami yang memanfaatkan hari libur. Jadi, kalau yang dijual agen, lesu,” ujar Dumasi MM Samosir, Direktur ASM, kemarin malam (16/7). Beruntung, sambung dia, pendapatan premi bruto di sepanjang Januari – Juni 2014 ini sudah mencapai Rp 2,916 triliun atau sekitar 65% dari target tahun ini yang sebesar Rp 4,4 triliun. Sehingga, pihaknya tidak akan terlalu kesulitan mengejar menghimpun Rp 1,5 triliun premi bruto pada paruh kedua nanti. “Kira-kira, tercapai lah target premi bruto Rp 4,4 triliun,” imbuh dia.