KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sampai semester I-2018, pasar industri kaca dalam negeri masih kebanjiran produk impor dari Malaysia sebanyak 50.000 ton atau 17,5% dari kebutuhan dalam negeri yang diperkirakan 750.000 ton per tahun. Akibatnya, sampai akhir tahun 2018 industri kaca diperkirakan hanya tumbuh sekitar 2,5% - 5%. Yustinus Gunawan, Ketua Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman menyatakan langkah efektif untuk menahan gempuran produk impor dari Malaysia ada tiga hal. Yakni dengan aksi nyata dari Perpres 40 Tahun 2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi, penerapan SNI wajib, dan non tarif barrier. Menurutnya penting untuk menjaga industri kaca, khususnya untuk kaca isolasi dan kaca pengaman untuk bangunan melihat maraknya pembangunan infrastruktur. Ia menilai sektor properti dan otomotif, yang notabene kontributor terbesar pendapatan akan berkembang pesat jika infrastruktur sudah selesai.
Asosiasi kaca lembaran berharap ada aksi nyata Perpres 40/2016 tentang harga gas bumi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sampai semester I-2018, pasar industri kaca dalam negeri masih kebanjiran produk impor dari Malaysia sebanyak 50.000 ton atau 17,5% dari kebutuhan dalam negeri yang diperkirakan 750.000 ton per tahun. Akibatnya, sampai akhir tahun 2018 industri kaca diperkirakan hanya tumbuh sekitar 2,5% - 5%. Yustinus Gunawan, Ketua Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman menyatakan langkah efektif untuk menahan gempuran produk impor dari Malaysia ada tiga hal. Yakni dengan aksi nyata dari Perpres 40 Tahun 2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi, penerapan SNI wajib, dan non tarif barrier. Menurutnya penting untuk menjaga industri kaca, khususnya untuk kaca isolasi dan kaca pengaman untuk bangunan melihat maraknya pembangunan infrastruktur. Ia menilai sektor properti dan otomotif, yang notabene kontributor terbesar pendapatan akan berkembang pesat jika infrastruktur sudah selesai.