KONTAN.CO.ID - LABUANBAJO. Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia atau
Association of The Indonesian Tours dan Travel Agencies ( Asita) cabang Kabupaten Manggarai Barat, Flores, NTT menolak keras rencana Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat untuk menutup Taman Nasional Komodo selama setahun. "Kami sudah melakukan pertemuan dengan seluruh pelaku pariwisata di Manggarai tentang rencana Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang disampaikan Gubernur NTT untuk menutup Taman Nasional Komodo selama setahun. Hasil pertemuan itu, Asita Kab. Manggarai Barat dan seluruh pelaku pariwisata menolak rencana itu," jelas Ketua Pelaksana Harian Asita Cabang Manggarai Barat, Donatur Matur kepada
KOMPAS.com, Selasa (22/1). Matur menjelaskan, pernyataan Gubernur NTT di publik tentang rencana menutup TN Komodo selama setahun membuat pelaku pariwisata di Manggarai Barat serta Asita cabang Manggarai Barat tidak tenang. Wisatawan asing dan agen perjalanan wisata dunia terus bertanya kepada Asita Manggarai Barat tentang rencana tersebut.
"Kami mendapatkan surat elektronik melalui email dan pesan whatsapp yang berkaitan dengan rencana penutupan Taman Nasional Komodo tersebut. Banyak wisatawan mancanegara yang membatalkan perjalanan wisata ke Taman Nasional Komodo. Sebaiknya pemimpin NTT membuat kajian-kajian terlebih dahulu sebelum membuat pernyataan di publik," jelasnya. Menurut Matur pada awal tahun 2019 ini, ada tiga pernyataan Gubernur NTT tentang Manggarai Barat. Pertama, rencana menaikkan tarif masuk ke TN Komodo. Kedua, rencana tidak memberikan izin untuk membangun hotel melati di Labuan Bajo. Ketiga, rencana penutupan TN Komodo selama setahun. Pernyataan-pernyataan ini memberikan dampak yang merugikan masyarakat Manggarai Barat, pelaku pariwisata, dan lembaga pariwisata. Menurut Matur, sebaiknya Gubernur NTT sebagai pemimpin harus fokus dalam memberikan pernyataan publik. Satu pernyataan belum dilaksanakan, muncul pernyataan berikutnya. "Kami berharap pernyataan publik seorang pemimpin memberikan kesejukan kepada rakyat dan pelaku pariwisata di Manggarai Barat. Pemimpin NTT sebaiknya membuat kajian-kajian terlebih dahulu sebelum membuat pernyataan di publik," harapnya.
Duduk bersama dengan pelaku pariwisata Matur meminta Gubernur NTT untuk datang ke Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat untuk duduk bersama dengan masyarakat, pelaku pariwisata, Pemkab Manggarai Barat dan pengelola Taman Nasional Komodo. Gubernur NTT sebaiknya meminta kajian dari Pemkab Mabar dan pelaku pariwisata serta lembaga pariwisata yang sudah lama mempromosikan pariwisata di Manggarai Barat. "Saatnya pemimpin NTT membuat pertemuan bersama untuk mengkaji semua wacana tersebut. Kami sangat dirugikan dari pernyataan tersebut sebab agen perjalanan wisata dunia dan wisatawan asing langsung bertanya kepada kami di Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat," ajaknya. Matur berharap Gubernur NTT membuat kajian-kajian terkait rencana buat pengelolaan Taman Nasional Komodo yang akan dikelola oleh Pemprov Nusa Tenggara Timur. "Sebaiknya Pemprov NTT membuat kajian terlebih dahulu tentang berbagai rencana untuk mengelola TN Komodo. Mengelola TN Komodo tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak hal yang dipertimbangan untuk mengelola TN Komodo," ajaknya. (
Markus Makur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli