Asri Karya Lestari (ASLI) Fokus Pengerjaan Jalan Tol di IKN



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asri Karya Lestari Tbk (ASLI) fokus mengerjakan jalan tol di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. ASLI merupakan perusahaan bidang jasa konstruksi. Kegiatan usaha utamanya terbagi dua, yaitu konstruksi bangunan sipil jembatan, jalan layang, fly over, serta underpass dan konstruksi bangunan sipil jalan.

Direktur Utama Asri Karya Lestari Sudjatmiko mengatakan, untuk sementara ini, ASLI hanya mengerjakan infrastruktur jalan dan jembatan saja. Kendati demikian, ASLI tidak menutup kemungkinan untuk menggarap proyek konstruksi gedung.

Saat ditemui pasca initial public offering (IPO), Sudjatmiko membeberkan, bahwa pihaknya telah mendapat tawaran pembangunan gedung dari PT PP (Persero) Tbk (PTPP). Dari tawaran tersebut, ke depannya, ASLI akan memikirkan untuk menjajaki proyek konstruksi gedung.


"Sudah ada kontrak di IKN terutama di jalan tol dari Balikpapan ke IKN itu sudah dari tahun kemarin. Nilai kontraknya sekitar baru Rp 30 miliar," kata Sudjatmiko kepada Kontan.co.id, belum lama ini.

Baca Juga: Sejumlah Perusahaan Milik Politisi akan Gelar IPO, Investor Harus Berhati-hati

Dalam mengerjakan proyek di IKN, ASLI menggandeng BUMN Karya dan Grup Salim. Pertama Kementerian PUPR, kedua perusahaan-perusahaan asing, seperti Sino, Shimizu, Obayashi. Lalu juga BUMN Karya seperti Hutama karya, WIKA, dan ADHI.

Selain menjadi direktur utama ASLI, Sudjatmiko juga merupakan seorang politisi, calon legislatif (caleg) dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk Dapil VI Kota Bekasi dan Depok. Meskipun menggelar IPO di tengah kondisi pemilu ini, Sudjatmiko tetap optimistis bahwa kondisi pemilu tidak akan berdampak terhadap kinerja Asri Karya Lestari.

Saat ini, Asri Karya memiliki dua anak perusahaan, yaitu PT Manyar Perkasa Mandiri dan PT Bumi Prima Kontruksi. Untuk Manyar Perkasa Mandiri, merupakan perusahaan yang bergerak dalam pembuatan mortar atau beton siap pakai. 

Manyar Perkasa Mandiri memproduksi beton untuk memasok proyek jalan beton, jalan tol, pembangunan Gedung dan pracetak. Produk yang dihasilkan akan digunakan untuk mendukung kebutuhan grup dalam pembangunan infrastruktur dan kebutuhan beton lainnya. 

Baca Juga: IHSG Merosot 1,49%, Tiga Saham Grup Barito Mengisi Top Losers Sepekan

Sementara Bumi Prima Konstruksi memiliki bisnis utama sewa alat berat, konstruksi bangunan sipil jembatan, jalan layang, fly over, dan underpass. Alat berat yang dimiliki digunakan untuk mendukung pembangunan proyek infrastruktur baik usaha group maupun pihak ketiga lainnya dengan cara menyewa kepada perusahaan. Alat berat yang dimiliki perusahaan banyak digunakan untuk pembangunan proyek jembatan, jalan tol, instalasi konstruksi dan jalan raya. 

Adapun, dalam menjalankan bisnisnya, ASLI menjalankan proyek melalui proses tender, baik itu proyek swasta maupun pemerintahan. Untuk mendapatkan informasi proyek pekerjaan, ASLI mencari melalui media masa, Layanan Pengadaan Secara Elektonik (LPSE) baik di lingkungan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, Laman Epocrument Badan Usaha Milik Negara (Eproc BUMN).

Perusahaan yang telah beroperasi sejak 2008 di Kota Bekasi, Jawa Barat ini telah menuntaskan beberapa proyek. Seperti salah satunya, Overpass Mengger (KCIC), relokasi jembatan antilope (KCIC), jalan layang MBZ Sheikh Mohammed Bin Zayed, tol Indralaya Prabumulih di Sumatra Selatan, jembatan penghubung di Jalan Tol Cipularang KM 71, flyover Boulevard Kota Deltamas, dan masih banyak lagi.

Melalui jaringan relasi kerja dengan BUMN, perusahaan kontraktor dapat memperoleh peluang bisnis yang lebih besar karena BUMN biasanya memiliki anggaran besar untuk proyek-proyek infrastruktur. Selain itu, BUMN juga dapat memberikan akses ke sumber daya yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek, seperti bahan baku dan tenaga kerja. 

Baca Juga: Resmi Melantai di BEI, Harga Saham Asri Karya Lestari (ASLI) Turun

Adapun terkait target pertumbuhan dan laba bersih, ASLI menargetkan sekitar 10%-11% dibandingkan tahun 2023. Sementara target pendapatan tahun 2023, telah tumbuh 30%. Sementara hingga akhir tahun ini, perseroan membidik raihan kontrak sebesar Rp 200 miliar.

“Dengan IPO ini optimistis harus lebih dengan penambahan modal aset juga, itu kita targetkan hampir Rp 300 miliar (pendapatan),” lanjut Sudjatmiko.

Asal tahu saja, ASLI meraup dana segar sebesar Rp 125 miliar melalui IPO pada Jumat (5/1) lalu. Dana hasil IPO tersebut akan digunakan untuk beberapa hal. Pertama, sekitar 56,25% akan digunakan oleh anak usaha ASLI, PT Bumi Prima Konstruksi untuk pembelian alat.

Kedua, sekitar 43,75% akan digunakan oleh PT Manyar Perkasa Mandiri untuk pembangunan batching plant dan pembelian mesin dan sisanya akan digunakan untuk modal kerja ASLI sebagai pembayaran material, perlengkapan protek, gaji dan tunjangan, dan biaya operasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati