KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Alam Sutera Realty Tbk (
ASRI) per kuartal III 2024 meraih sekitar 82% dari target pendapatan prapenjualan alias
marketing sales setahun penuh di tahun ini. Sekretaris Perusahaan ASRI Tony Rudiyanto mengatakan,
marketing sales ASRI sebesar Rp 2,3 triliun per September 2024. “Produk-produk yang menyumbang pencapaian ini antara lain The Gramercy di Alam Sutera, Sutera YMMA (Alam Sutera 2), Agra cluster di Suvarna Sutera, dan juga beberapa produk komersial,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (23/10).
Di sisa tahun 2024 hingga tahun 2025, ASRI masih menargetkan penjualan dari dua townships
existing, yaitu Alam Sutera dan Suvarna Sutera Township.
Baca Juga: Alam Sutera Realty (ASRI) Catat Marketing Sales Rp 2,3 Triliun per September 2024 “Kemudian, kami juga telah memulai penjualan kawasan baru, yaitu Alam Sutera 2, di bulan September kemarin. Penjualan ini akan berlanjut ke tahun-tahun berikutnya,” ungkap dia. Tony menuturkan, ASRI menyambut baik program-program pemerintahan baru yang mendukung sektor properti. Asal tahu saja, Presiden Prabowo Subianto berencana untuk memberikan relaksasi kebijakan pajak di masa kepemimpinannya, termasuk pajak properti. Berdasarkan catatan Kontan.co.id, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Perumahan, Hashim S. Djojohadikusumo mengatakan, salah satu penyumbang target pertumbuhan ekonomi 8% gagasan Presiden terpilih Prabowo Subianto, datang dari sektor properti dan perumahan. Hashim, yang juga adik kandung Prabowo Subianto tersebut mengungkapkan, sektor properti dan perumahan memiliki keterkaitan dengan 185 industri turunan lain, sehingga dapat mengangkat dunia usaha dan perekonomian nasional.
Baca Juga: Emiten Properti Banyak Dinaungi Sentimen Positif, Intip Rekomendasi Sahamnya Pemerintahan Prabowo pun berencana menghapus pajak pertambahan nilai (PPN) 11% dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) 5%. Wacana soal rencana penghapusan pajak properti akan berlangsung 1 tahun-3 tahun. Selain itu, Prabowo juga mencanangkan pembangunan tiga juta rumah dalam setahun. Program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif pada permintaan KPR subsidi. Menurut Tony, ASRI meyakini rencana-rencana kebijakan tersebut dapat membantu kinerja sektor properti. “Tetapi, karena sifatnya masih wacana dan belum ada regulasinya, saat ini kami masih dalam mode
wait and see,” paparnya.
Baca Juga: Peran Agen Properti Tetap Tak Tergantikan Teknologi Digital Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto melihat, pergerakan saham ASRI berada di level
support Rp 206 per saham dan
resistance Rp 250 per saham, dengan tren melemah. William pun merekomendasikan
wait and see atau beli di area
support, dengan estimasi target harga Rp 270 per saham–Rp 280 per saham pada akhir tahun. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, saham ASRI bergerak dengan level
support Rp 208 per saham–Rp 232 per saham. Herditya pun merekomendasikan
speculative buy untuk ASRI dengan target harga Rp 242 per saham–Rp 258 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati