ASRI TADDA, PEBISNIS ONLINE DARI MAKASSAR



Banyak orang masih sangsi atas potensi bisnis online. Tetapi, sosok Asri Tadda dari Kota Makassar, Sulawesi Selatan, mampu membuktikannya. Kerajaan bisnis online yang ia rintis sejak tahun 2005 kini telah menghasilkan omzet ratusan juta setiap bulan.Tidak ada yang istimewa dari sosok Asri Tadda. Sepintas, ia terlihat seperti anak muda pada umumnya yang doyan mengobrol, penuh semangat dan energik. Tapi, jangan salah, di balik penampilan sederhananya, ia merupakan salah satu pengusaha muda yang sudah membuktikan kepiawaiannya dalam berbisnis.Bahkan, Asri meraih penghargaan sebagai pemenang kedua tingkat nasional kategori pengusaha muda mandiri dalam ajang Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2008. Ini merupakan ajang tahunan yang diadakan PT Bank Mandiri Tbk untuk mendorong wirausaha di kalangan anak muda.Kini, Asri sukses memimpin dan mengelola AstaMedia Group yang bermarkas di Makassar. Perusahaannya ini membawahi sejumlah cabang usaha, yang bergerak di bidang online marketing.Asri mempunyai ratusan blog. Salah satunya, www.astamediagroup.com. Bisnis Asri meliputi penjualan iklan per klik di dalam blog, optimalisasi search engine, dan jual beli artikel online.Tapi, setahun belakangan, Asri juga mulai mengembangkan bisnis konvensional sebagai pendamping bisnis utamanya yang berada di dunia kasat mata ini. Antara lain, bisnis kafe dan membuka sekolah.Sukses Asri tidak dibangun dalam sesaat. Pemuda kelahiran Malili, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan itu mengaku membangun bisnisnya dari nol. Kendati lahir dari keluarga mampu, Asri dikenal sebagai sosok anak muda yang mandiri. Hasratnya untuk mandiri tampak sejak remaja. Setamat pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di Malili, Asri memilih merantau ke Kota Makassar untuk menamatkan pendidikan Sekolah Menengah Umum-nya (SMU). Jadi, ia sudah mulai merasakan betul terbatasnya uang bulanan kiriman orang tuanya.Setamat SMU tahun 1999, Asri berhasil masuk ke jurusan Kedokteran Umum di Universitas Hasanuddin Makassar (Unhas). "Bukan main bangganya orang tua saya melihat saya menjadi calon dokter," tutur pria kelahiran 3 April 1981 itu.Tapi dasar Asri, ia tidak kerasan hanya duduk diam menuntut ilmu. Ia malah aktif mengikuti seabrek kegiatan organisasi intra kampus, serta mengikuti organisasi kepemudaan lainnya.Ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakul-tas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar tahun 2001-2002.Pada masa yang sama, ia juga menjabat sebagai Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas Kedokteran Unhas, serta Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Makassar Timur.Tak hanya itu aktivitasnya. Ia juga menjabat sebagai Pengurus Besar Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu Raya (PB IPMIL RAYA), Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Mahasiswa Luwu Timur (PP IPMA-LUTIM), Ketua Umum Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI) HMI Cabang Makassar Timur. Serta, Direktur Program Sawerigading Institute. "Pengalaman berorganisasi telah menempa jiwa kepemimpinan saya," tukasnya.Demi mempelajari online marketing, Asri Tadda kerap menghabiskan waktu hampir seharian penuh di warung internet alias warnet. Akibatnya, kuliah Asri sempat terlantar. Ia pun menerima cibiran kawan-kawannya yang tidak percaya dengan bisnis online.Sebagai aktivis mahasiswa dengan seabrek kegiatan, Asri Tadda memanfaatkan aneka jabatannya untuk menulis opini di beberapa koran derah di Makassar. Dalam sebulan, ia bisa dua kali menulis untuk koran daerah.Hasilnya lumayan, ia bisa menambah uang saku sebanyak Rp 500.000 sampai Rp 800.000 sebulan. "Uang itu benar-benar saya butuhkan. Karena biaya kuliah saya di Kedokteran Umum sangat mahal," ujar Sarjana Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar (Unhas), Sulawesi Selatan ini.Dari rajin menulis opini inilah, Asri Tadda berkenalan dengan dunia internet. Salah satu hal yang menarik minatnya adalah dunia online marketing. Gara-gara online marketing, Asri Tadda sempat menjadi orang asing bagi kawan-kawan seangkatannya. "Waktu itu, tahun 2005 saya masih kerja praktek atau ko-as. Saya sering ngabur," ujarnya.Beruntung, Asri adalah pemuda berotak encer. Sehingga, walaupun sering kabur dari praktikumnya, ia tetap mendapat nilai yang baik.Asri juga tak asal membolos. Ia memilih warnet sebagai tempatnya membolos. Di warnet-warnet di kota Makassar inilah, Asri belajar online marketing secara otodidak selama dua tahun. Tetapi konsekuensinya, para penjaga warnet sering sebal dengan ulahnya yang sering memanfaatkan happy hour. "Awalnya, saya iseng bikin blog pribadi untuk mencatat aneka opini yang sudah dimuat di koran," ujar pria kelahiran Malili, 28 tahun silam ini.Tapi, keisengannya berlanjut. Dia sering menemui artikel yang membicarakan bagaimana seseorang mendapat banyak duit dari internet. Tergiur, Asri pun mulai mencobanya.Mengawali langkahnya, Asri belajar mengenai blog advertising dan membuat blog advertising dari blog gratis. Dalam suatu kesempatan, blog advertising-nya mendapat uang US$ 400 dari iklan per klik Google Adsense. "Uangnya untuk mentraktir teman yang mencibir usaha saya," kenang tertawa kecil.Setelah itu, barulah Asri mengenal cara berjualan artikel secara online dan cara menjual link (tautan) website lainnya. Akhirnya, lewat berjualan link, ia mendapat US$ 100. Dari uang ini, Asri membayar jasa hosting seharga US$ 95 serta domain US$ 10. Maka, Asri resmi berpindah dari blog gratis ke blog profesional. "Tantangan terbesar saya saat itu, saya tidak tahu marketing dan bahasa Inggris pas-pasan," ujarnya.Toh, Asri nekat. Dia lalu mendirikan usaha jual beli artikel secara online bernama Article Trade. "Kami menyediakan artikel umum bahasa Inggris. Ada ratusan penulis yang bersedia menjalin rekanan dengan saya," ujarnya.Hasilnya lumayan. Sehari bisa laku 50 artikel. Padahal artikel sepanjang 200 kata saja sudah bisa dibanderol harga US$ 5. "Untuk fee penulis US$ 2, masuk saku saya US$ 3," papar Asri.Asri punya ratusan blog advertising yang ia kelola bersama beberapa teman. "Omzet saya sekitar Rp 100 jutaan per bulan," ujarnya.Sukses berjualan link dan artikel online membuat Asri Tadda semakin mantap melebarkan sayap bisnisnya. Kini, selain punya 10 jenis layanan bisnis online lainnya, Asri mendirikan sekolah blogging pertama di Asia.Tahun 2008 merupakan tahun keemasan bagi Asri Tadda. Pemuda asli Malili, Sulawesi Selatan, ini tampil sebagai juara kedua ajang Wirausaha Muda Mandiri (WMM) tingkat nasional.Keberhasilannya tersebut semakin memicu semangatnya. Dia ingin membuka mata masyarakat bahwa bisnis online merupakan salah satu usaha yang terhormat dan bisa membuka lapangan pekerjaan, seperti halnya bisnis dagang biasa."Selain percaya diri saya meningkat, saya juga banyak mendapat inspirasi usaha setelah mengikuti WMM," ujar Asri yang kini fasih berbahasa Inggris ini. Inspirasinya terwujud dalam dua jalur pengembangan bisnis, yakni bisnis online dan bisnis offline alias bisnis konvensional. Keduanya berada di bawah bendera holding AstaMedia Group.Untuk bisnis online, Asri, mengembangkan ratusan blog yang sudah ada. "Kalau dulu sebelum WMM baru 100 blog, kini sudah 250 blog advertising," ungkapnya. Kebanyakan blog Asti membahas seputar dunia kesehatan atau medis. "Fokus sasaran saya memang untuk klien-klien yang punya bisnis di industri kesehatan," ujarnya.Selain itu, jasa layanan online Asri bertambah. Kini ia juga merambah ke bisnis search engine optimization (SEO). SEO sendiri merupakan software yang bisa membuat sebuah situs web bisa tampil di halaman muka situs pencarian Google.Untuk jasa SEO, Asri punya dua layanan, yaitu SEOSEMID Inc. untuk website non medis dan SEOMeds untuk website medis. "Omzet untuk SEOMeds saja, November ini saya dapat US$ 60.000," ujarnya.Dari jumlah itu, keuntungan Asri sekitar 50%. Asri menyimpulkan, lebih spesifik layanan yang ia buat, akan lebih kena ke bisnis klien. Sehingga, "Semakin banyak pula uang yang didapat," imbuhnya.Tak hanya itu. Asri masih mempunyai layanan iklan baris dan layanan internet marketing. Antara lain Iklan Baris Terbaru, Iklan Baris Makassar, Iklan Baris Terkini, dan Pasang Iklan Baris. Terakhir, layanan Astalog.com, yang merupakan layanan kurikulum pendidikan bagi murid sekolah blogging miliknya.Total jenderal, dalam sebulan, Asri bisa meraup omzet sekitar Rp 300 juta dari bisnis online. Padahal, dia hanya dibantu sekitar 13 karyawan.Di luar itu, Asri juga masih meraup penghasilan dari bisnis offline, yakni bisnis sekolah blogging. "Model ini baru pertama kali ada di Asia," ujarnya bangga. Sekolah blogging ini sendiri sudah berdiri sejak Mei 2009 dan menghabiskan biaya Rp 150 juta. "Modalnya habis untuk membeli seperangkat komputer, koneksi internet dan biaya promosi," ujar putra keenam dari tujuh bersaudara ini.Kini, sekolah ini sudah menamatkan 13 angkatan. Satu angkatan terdiri enam orang dengan biaya Rp 1,5 juta untuk empat bulan pembelajaran. "Target saya, mampu mencetak 500 wirausaha bisnis online baru dalam setahun," tandas Asri.Kini rata-rata alumnusnya sudah berpenghasilan minimal Rp 2 juta sebulan. "Saya jamin uang 100% balik kalau murid saya tidak berhasil," tantangnya.Sayangnya, dengan jaminan tersebut Asri belum bisa membuka sekolah blogging di luar kota. Persoalannya, instrukturnya terbatas.Selain sekolah, Asri juga baru membuka bisnis makanan berupa Blogger Cafe. "Omzetnya beda 500% dari omzet bisnis online, tapi tetap saya buat untuk menyerap sebanyak mungkin tenaga kerja lokal," ujar Asri, yang mempekerjakan 18 orang di kafenya ini.Tahun depan, Asri sudah berancang-ancang untuk kembali memperluas jaringan bisnisnya. Ia akan membuka warnet disetiap kabupaten di Sulawesi Selatan. Selain itu, ia berencana merambah bisnis waralaba Es Teller Blogger.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: