JAKARTA. Rupiah amblas ke titik terendahnya terhadap dollar AS sejak Juni 2012. Pelemahan beberapa mata uang regional menjadi sentimen penyebab rupiah longsor. Pada Selasa (28/8), pasangan USD/IDR melemah ke level 9.540 dibandingkan posisi penutupan di 9.534 tadi malam."Kejatuhan mata uang garuda telah tercium dengan kejatuhan bath Thailand dan dollar Singapura terhadap dollar AS tadi pagi," kata Taufan Tito, Dealer Valas Bank Rakyat Indonesia (BRI) kepada KONTAN, Selasa (28/8). Bahkan hasil lelang 3 term deposit (TD) kemarin pun,tidak banyak membantu mata uang garudai.Saat ini, faktor eksternal lebih dominan menggiring pergerakan rupiah. Rupiah sebagai mata uang berisiko ikut terpapas di tengah pelemahan euro dan penguatan indeks dollar AS. "Investor di pasar valas masih wait and see yang terindikasi dari perburuan ke dollar AS," jelas Taufan.Sementara surutnya cadangan devisa Indonesia akibat menutupi defisit neraca perdagangan turut menekan rupiah. "Sepertinya Bank Indonesia (BI) juga agak melepas pergerakan rupiah sehingga berdampak pelemahan yang lebih dalam dibanding mata uang Asia lainnya," terang Taufan. Kondisi inipun terlihat pada perdagangan offshore rupiah terhadap dollar. Kontrak non delivery forward (NDF) rupiah periode 1 bulan semakin melemah ke posisi 9.605-9.615."Nah, tekanan terhadap rupiah memang membesar mendekati akhir bulan Agustus, karena secara historis pada umumnya di bulan September banyak permintaan dollar AS karena adanya jatuh tempo Letter of Credit (L/C)," tambah Taufan. Dia pun mengingatkan, jumlah hutang Indonesia yang semakin banyak menjadi penyebab pelemahan rupiah. "Banyak pengeluaran untuk menjamin stabilitas nilai tukar rupiah," ujarnya kembali.Untuk perdagangan hari ini (28/8), Taufan memprediksi rupiah akan bergerak di kisaran 9.530-9.570.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Astaga,rupiah longsor ke level terendah sejak Juni
JAKARTA. Rupiah amblas ke titik terendahnya terhadap dollar AS sejak Juni 2012. Pelemahan beberapa mata uang regional menjadi sentimen penyebab rupiah longsor. Pada Selasa (28/8), pasangan USD/IDR melemah ke level 9.540 dibandingkan posisi penutupan di 9.534 tadi malam."Kejatuhan mata uang garuda telah tercium dengan kejatuhan bath Thailand dan dollar Singapura terhadap dollar AS tadi pagi," kata Taufan Tito, Dealer Valas Bank Rakyat Indonesia (BRI) kepada KONTAN, Selasa (28/8). Bahkan hasil lelang 3 term deposit (TD) kemarin pun,tidak banyak membantu mata uang garudai.Saat ini, faktor eksternal lebih dominan menggiring pergerakan rupiah. Rupiah sebagai mata uang berisiko ikut terpapas di tengah pelemahan euro dan penguatan indeks dollar AS. "Investor di pasar valas masih wait and see yang terindikasi dari perburuan ke dollar AS," jelas Taufan.Sementara surutnya cadangan devisa Indonesia akibat menutupi defisit neraca perdagangan turut menekan rupiah. "Sepertinya Bank Indonesia (BI) juga agak melepas pergerakan rupiah sehingga berdampak pelemahan yang lebih dalam dibanding mata uang Asia lainnya," terang Taufan. Kondisi inipun terlihat pada perdagangan offshore rupiah terhadap dollar. Kontrak non delivery forward (NDF) rupiah periode 1 bulan semakin melemah ke posisi 9.605-9.615."Nah, tekanan terhadap rupiah memang membesar mendekati akhir bulan Agustus, karena secara historis pada umumnya di bulan September banyak permintaan dollar AS karena adanya jatuh tempo Letter of Credit (L/C)," tambah Taufan. Dia pun mengingatkan, jumlah hutang Indonesia yang semakin banyak menjadi penyebab pelemahan rupiah. "Banyak pengeluaran untuk menjamin stabilitas nilai tukar rupiah," ujarnya kembali.Untuk perdagangan hari ini (28/8), Taufan memprediksi rupiah akan bergerak di kisaran 9.530-9.570.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News