KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten perkebunan sawit, PT Astra Agro Lestari Tbk (
AALI) menyiapkan alokasi belanja modal atau
capital expenditure (Capex) sebesar Rp 1,4 triliun di tahun 2023. Sebagian dari dana capex yang dianggarkan tahun ini bakal digunakan sebagai modal untuk perawatan tanaman dan peremajaan tanaman sawit atau
replanting. "Di tahun 2023 (Capex) kira-kira Rp 1,4 triliun dan diperuntukkan rawat tanaman dan
replanting sebesar Rp 500 miliar - Rp 600 miliar," ungkap Direktur Astra Agro Lestari Mario Casimirus Surung Gultom, dalam Paparan Publik Virtual, Senin (3/4).
Jika dibandingkan tahun sebelumnya, anggaran capex AALI naik tipis 2,18% dari tahun 2022 yang sebesar Rp 1,37 triliun. Di mana, sebesar Rp 585 miliar digunakan untuk tanaman dan Rp 502 miliar untuk non tanaman. Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur Astra Agro Santosa juga menyampaikan rencana perusahaan untuk
replanting area perkebunan belum menghasilkan.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Astra Agro Lestari (AALI) Saat Harga CPO Melandai Pihaknya menargetkan untuk bisa
replanting sekitar 5.000 hektare tanaman setiap tahunnya. Adapun, per Desember 2022 tanaman belum menghasilkan tercatat sebesar 21.879 hektar. Santosa menyebutkan bahwa rata-rata usia tanaman sawit AALI berada di tingkat yang optimal. Namun demikian, secara profil sepertiga dari tanaman yang ada sudah berusia di atas 20 tahun. Dengan demikian, Astra Agro Lestari selalu melakukan evaluasi mana strategi yang lebih menguntungkan, apakah
replanting atau tetap dijaga. "Karena dg ketinggian usia pohon dan fisik pohon
cost pemanenan juga akan berpengaruh," kata dia. Sebagai strategi untuk memaksimalkan kinerja di tahun ini, Santosa bilang bahwa AALI selalu berupaya melakukan efisiensi dan peningkatan produktivitas, baik secara agronomi maupun secara proses bisnis.
Meski demikian, realisasi bisnis AALI tetap akan bergantung pada rata-rata harga kelapa sawit yang didapatkan selama tahun ini. Untuk itu, tidak mudah bagi perseroan untuk memasang target penjualan maupun laba lantaran fluktuasi harga kelapa sawit yang memang sulit diprediksi. "Walaupun kami lakukan (strategi) dengan semaksimal mungkin tapi kalau harga jual mengalami penurunan tentu akan berpengaruh ke
profit, karena AALI benar-benar pure play di komoditas," terangnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari