KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT Astra Agro Lestari Tbk (
AALI) menyerap belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 497,2 miliar pada semester I 2022. Jumlah tersebut naik dari realisasi capex periode sama tahun 2021 yang sebesar Rp 382,9 miliar. Direktur Keuangan sekaligus Sekretaris Perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk Mario Casimirus Surung Gultom mengatakan, serapan capex yang lebih besar tersebut didukung oleh meredanya pandemi Covid-19 di Indonesia. Kondisi yang lebih baik ini membuat mobilitas pegawai dan operasional di kebun perusahaan menjadi lebih leluasa. Mario menyampaikan, sebagian besar capex digunakan untuk perawatan tanaman yang belum menghasilkan dari kegiatan penanaman kembali ( replanting). Sebagaimana diketahui, AALI saat ini tidak mempunyai tanaman baru dari hasil pengembangan kebun baru sehingga mengandalkan replanting.
Baca Juga: Astra Agro Lestari (AALI) Bukukan Kinerja Solid, Simak Rekomendasi Analis Selain untuk perawatan tanaman yang belum menghasilkan, dana capex juga digunakan untuk memperbarui unit-unit transportasi yang berumur di atas 10 tahun. "Kami juga melakukan perawatan infrastruktur, termasuk memperbarui mesin-mesin pengolahan yang sudah tua," kata Mario dalam acara Workshop Wartawan Pasar Modal secara online, Rabu (10/9). Sejauh ini, AALI belum merevisi alokasi capexnya sehingga masih sesuai dengan rencana awal tahun. AALI menganggarkan capex sebesar Rp 1 triliun-Rp 1,5 triliun hingga akhir tahun 2022, lebih tinggi dari capex 2021 yang sebesar Rp 1,2 triliun. Saat ditanya mengenai rencana pengembangan bisnis baru khususnya hilirisasi, Mario menjawab bahwa AALI belum mempunyai rencana capex untuk ekspansi bisnis baru. Meskipun begitu, Communication and Investor Relations Manager PT Astra Agro Lestari Tbk Fenny Sofyan menyampaikan, AALI sangat terbuka dengan pengembangan bisnis, baik itu hilirisasi maupun binis lainnya. Perusahaan sudah melakukan beberapa analisis terkait hal tersebut. "Namun, saat ini kami masih fokus dengan situasi terkini dan upaya kami agar dapat terus menjalankan sustainability bisnis di tengah situasi-situasi ini. Selain itu, pandemi juga menjadi sebuah tantangan bagi kami," ucap Fenny. Menurutnya, langkah lebih strategis akan diinformasikan pada saat yang tepat dan di situasi yang lebih baik dari sekarang. AALI masih memantau perkembangan kondisi pandemi dan stabilitas ekonomi. Sebagai informasi, pada semester I 2022, AALI membukukan pendapatan bersih Rp 10,96 triliun, naik tipis 1,2% year on year (yoy) dari Rp 10,83 triliun. Realisasi ini didorong oleh kenaikan harga crude palm oil (CPO) dan turunannya.
Baca Juga: Outlook Astra Agro Lestari (AALI) Menantang, Seperti Apa Rekomendasi para Analis? Pada paruh pertama 2022, harga CPO meningkat 46% yoy menjadi Rp 15.023 per kg dari sebelumnya Rp 10.274 per kg. Di sisi lain, kuantitas penjualan AALI menurun sehingga pendapatannya tak tumbuh signifikan meski harga CPO naik tinggi. Dari segi bottom line, AALI membukukan laba bersih sebesar Rp 809,3 miliar. Perolehan ini meningkat 24,6% yoy dari laba bersih periode sama tahun 2021 yang sebesar Rp 649,3 miliar. Sementara itu, dari segi operasional, produksi TBS inti dan plasma AALI turun 12,1% yoy menjadi 1,96 juta ton dari 2,23 juta ton. Hal ini disebabkan oleh musim kemarau 2019 yang berefek hingga semester 1 tahun ini.
Pembelian TBS eksternal dari pihak ketiga juga berkurang 13,5% yoy menjadi 1,43 juta ton dari sebelumnya 1,65 juta ton. Alhasil, produksi CPO AALI pada semester I-2022 merosot 15,8% yoy menjadi 638.000 ton dari sebelumnya 759.000 ton. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi