Astra Agro optimistis mampu produksi 1,35 juta ton



JAKARTA. PT Astra Agro Lestari Tbk optimistis mampu mencapai target produksi sebanyak 5 juta ton tandan buah segar (TBS) kelapa sawit hingga akhir tahun ini. Hingga kuartal III, produksi TBS perusahaan berkode saham AALI ini telah mencapai 3,95 juta ton, atau setara 79% dari target tahunan.

Seiring kenaikan produksi TBS, Astra Agro pun yakin mampu mencapai target produksi minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) sebesar 1,35 juta ton hingga penghujung 2012. Target tahun ini lebih besar ketimbang realiasi produksi CPO tahun lalu, sebanyak 1,26 juta ton.

"Kami yakin tercapai, sebab per September, produksi minyak sawit perusahaan sudah mencapai 1,03 juta ton," ungkap Head of Public Relations Astra Agro, Tofan Mahdi. Tofan menambahkan, Astra Agro bakal terus mengerek target produksi TBS dan CPO saban tahun.


Makanya, perusahaan perkebunan milik grup Astra ini akan memperluas areal penanaman kelapa sawit. Astra Agro juga sudah membidik beberapa areal di Kalimantan dan Sulawesi. Sayang, Tofan belum bersedia buka-bukaan soal luas lahan yang dibidik.

"Tiap tahun, kami terus mencari lahan baru untuk pengembangan kebun sawit di dalam negeri," ujarnya. Saat ini total lahan kelapa sawit milik Astra Agro seluas 266.900 hektare (ha). Rinciannya 106.463 ha di Sumatera, 49.016 ha di Sulawesi, dan 111.530 ha di Kalimantan.

Sayangnya, di tengah rencana ekspansi Astra itu, ekspor CPO nasional tahun ini diprediksi merosot. Bahkan, Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Fadhil Hasan, menyebut, ekspor tahun ini tak akan mencapai target.

Semula, Gapki menargetkan ekspor CPO tahun ini mencapai 17,5 juta ton. "Target ini sepertinya meleset. Sampai September saja, ekspor CPO hanya 12 juta ton,“ katanya.

Lemahnya permintaan di pasar global, terutama pasar Eropa, membuat pasar CPO jadi lesu. Meski begitu, produksi CPO nasional tahun ini diproyeksi bisa mencapai 25 juta ton, naik 6% dibanding produksi tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie