Astra gelar Astra Green Run di Bali



GIANYAR. PT Astra International Tbk (ASII) menggelar Astra Green Run (AGR) 2016 di Gianyar, Bali. Sesuai temanya, AGR menggelar acara lari bersama.

Kendati begitu, lari di sini tak hanya sekadar berlari. Sambil berlari, Astra juga turut mengajak masyarakat untuk semakin peduli dengan lingkungan.

"Jadi tak hanya sehat, tapi juga meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan dan budaya setempat," ujar Head of Public Relation PT Astra International Tbk (ASII) disela kegiatan AGR, Minggu (2/10).


Hal inilah yang menjadi alasan Desa Taro dipilih sebagai lokasi AGR yang sudah dilaksanakan untuk kedua kalinya di Bali ini. Sebab, Desa Taro merupakan salah satu desa tertua di Bali. Masih banyak peninggalan sejarah di desa ini.

Sedikit cerita, konon Desa Taro didirikan oleh seorang petapa dari Jawa Timur bernama Rsi Markandya. Keputusannya bermigrasi dan menemukan hutan lebat yang kelak menjadi wilayah Desa Taro juga merupakan wangsit yang diperoleh selama ia bertapa di Gunung Raung, Jawa Timur.

Seiring dengan berjalannya waktu, ia bersama ribuan pengikutnya membuka lahan di hutan tersebut untuk lahan pertanian. Pembagian jatah lahan pun dilakukan. Dari sinilah cikal bakal Desa Taro terbentuk. Tak heran jika selama rute berlari, para runner disuguhkan oleh hamparan sawah yang luas.

Sebagai wujud persembahan, Rsi membangun sebuah pura yang bentuknya mirip seperti pura di Gunung Raung. Ini mengapa pura di Desa Taro memiliki nama Pura Gunung Raung. Pura ini juga menjadi salah satu spot yang dilewati para runner.

Di Desa Taro terdapat lembu putih yang konon keturunan Lembu Nandini yang menjadi Wahana Dewa Siwa. Rsi juga digambarkan sebagai sosok yang sangat menghormati keberadaan paham Siwaistis yang merupakan salah satu sekte dalam agama Hindu.

Lembu tersebut sangat dikeramatkan bahkan hingga saat ini. Periode 1974, hanya ada sebagian kecil lembu putih. Tapi saat ini, jumlahnya ada 43 ekor dan semuanya terawat dengan baik disebuah pelestarian lembu putih di Desa Taro. Karena ini juga Desa Taro memiliki julukan lain, Desa Lembu Putih. Nah, tempat pelestarian inilah yang lokasi start kegiatan AGR.

Empat pilar

Para runner juga melewati Desa Hutan Adat Puakan. Hutan ini merupakan hutan binaan PT Astra Honda Motor dan Astra Motor Denpasar sejak tahun 2012, atau tepat pada HUT Astra ke-55 tahun. Hutan ini merupakan bagian dari keseluruhan hutan adat di Desa Pekraman Puakan yang secara keseluruhan memiliki luas 67 hektare.

Selain penghijauan yang telah dilakukan, Astra berharap ke depan hutan ini bisa mendukung program ekowisata yang akan dikelola oleh Banjar Puakan yang terintregrasi dengan kegiatan UKM, yaitu budidaya pertanian dan perkebunan. Saat ini program yang sudah berjalan adalah budidaya jamur.

Selain program budidaya tanaman, di hutan ini juga sudah dibuka jalur sepeda untuk mengelilingi hutan, sehingga sudah banyak masyarakat yang berolahraga sepeda di sini.Astra sudah menanam lebih dari 1.500 pohon di hutan ini. Ada cempaka putih dan kuning, mahoni, majegau, nangka, sawo kecik, juwet, kelapa gading, kelapa bulan dan kelapa hijau.

"Karena dalam program tanggung jawab sosial, ada empat pilar yang kami usung," ujar Yulian. Empat pilar tersebut adalah, pendidikan, lingkungan, UKM, dan kesehatan.

Jadi, kegiatan AGR sudah menyentuh dan menjadi salah satu rangkaian empat pilar tersebut. Satu kegiatan memiliki rangkaian terhadap kegiatan lainnya.

Bukan hanya itu, setiap satu peserta AGR merepresentasikan satu pohon yang akan ditanam oleh Astra. Tercatat sudah 24.760 pelari yang berpartisipasi membuat Indonesia lebih hijau sejak AGR 2015 lalu.

Selain itu, para pendaftar yang mengumpulkan 10 botol plastik pada saat pengambilan race pack mendapatkan cashback Rp 50.000. Ini merupakan bentuk apresiasi kepada masyarakat yang sudah turut mengurangi sampah plastik.

Khususnya untuk di Bali, kegiatan AGR mencatat kenaikan jumlah peserta. Tahun lalu, ada sekitar 500 peserta. Tahun ini, jumlahnya meningkat jadi 750 peserta yang terbagi kedalam dua kategori, jarak 6 km dan 13 km. Bukan hanya jumlah peserta yang meningkat, tapi kegiatan ini diharapkan membuat kepedulian masyarakat terhadap empat pilar yang diusung ASII juga ikut meningkat.

"Karena inisiatif dan peran nyata dari satu pihak saja tidak cukup, tapi juga butuh peran serta masyarakat," tutur Yulian.

Ia menambahkan, pada prinsipnya di mana pun instalasi Astra berada harus memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya. "Sesuai dengan butir pertama filosofi Catur Dharma Astra, yaitu Menjadi Milik yang Bermanfaat bagi Bangsa dan Negara,” pungkas Harris Prasetya, Kordinator Wilayah Grup Astra Bali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie