KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra International Tbk (ASII) terus mengambil langkah strategis dalam menghadapi tren penurunan penjualan di sektor otomotif dengan melakukan diversifikasi bisnis. Salah satu fokus utama diversifikasi ini adalah memperkuat portofolio di sektor kesehatan, mengantisipasi permintaan yang semakin meningkat di tengah populasi Indonesia yang besar dan ekonomi yang terus bertumbuh. Salah satu langkah besar yang diambil Astra dalam sektor ini adalah melalui anak perusahaannya, PT Astra Sehat Nusantara, yang baru-baru ini menyelesaikan akuisisi Heartology Cardiovascular Hospital. Akuisisi dengan nilai Rp 643 miliar ini menunjukkan komitmen Astra untuk memperluas jejaknya di industri kesehatan, khususnya dalam penyediaan layanan kardiovaskular. Total investasi Astra di sektor kesehatan telah mencapai US$ 275 juta atau sekitar Rp 4,2 triliun.
Baca Juga: Ekspansi ke Filipina, Astra Otoparts Perluas Peran di Rantai Pasok Global Langkah Astra untuk memasuki sektor kesehatan bukanlah hal baru. Pada 2021, Astra mulai terjun dengan investasi di platform layanan kesehatan digital, Halodoc, diikuti oleh investasi di Rumah Sakit Hermina pada 2022. Kini, melalui akuisisi Heartology, Astra semakin memperkuat posisinya di industri ini. Djony Bunarto Tjondro, Presiden Direktur Astra, mengungkapkan bahwa akuisisi Heartology Cardiovascular Hospital adalah bagian dari strategi Astra untuk berkontribusi pada penyediaan layanan kesehatan berkualitas di Indonesia. “Kami berharap investasi di Heartology dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas penanganan penyakit kritis, terutama penyakit jantung, yang terus meningkat di Indonesia,” jelas Djony. Heartology Cardiovascular Hospital, yang berlokasi di Jakarta, adalah salah satu pusat layanan jantung swasta terbesar di Indonesia. Hingga saat ini, rumah sakit tersebut telah menangani lebih dari 1.500 kasus jantung, termasuk 1.000 intervensi dan 400 kasus aritmia. Dengan dokter spesialis yang berpengalaman dan peralatan mutakhir, Heartology berkomitmen menyediakan layanan kardiovaskular yang berfokus pada pasien, serta mendukung pengembangan teknologi dan penelitian medis. Selain sektor kesehatan, Astra juga telah meluncurkan produk alat kesehatan melalui Astra Otoparts. Merek ‘GRIN’ yang dikembangkan oleh Astra Otoparts kini mencakup 24 jenis alat kesehatan, menambah diversifikasi portofolio perusahaan di luar sektor otomotif. Di sisi lain, Astra juga memiliki kepemilikan saham di PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), salah satu jaringan rumah sakit terbesar di Indonesia. Astra saat ini memiliki 7,23% saham di Hermina dan sedang mempertimbangkan untuk menambah porsi kepemilikan saham di sektor jasa kesehatan, mengingat prospek yang besar di masa mendatang.
Baca Juga: APM Memacu Penjualan Mobil dengan Ragam Promosi Sementara Astra gencar berinvestasi di sektor kesehatan, tren lesunya pasar otomotif tetap menjadi perhatian utama. Penjualan mobil Astra tercatat mengalami penurunan selama beberapa bulan terakhir. Pada September 2024, Astra hanya mencatat penjualan 40.096 unit, turun dari 42.195 unit pada Agustus 2024. Penjualan mobil secara nasional juga turun menjadi 72.667 unit dari sebelumnya 76.304 unit. Meski demikian, pangsa pasar Astra tetap stabil di angka 55%. Merek yang paling laris di pasaran masih dipegang oleh Toyota dan Lexus, dengan penjualan mencapai 25.591 unit, diikuti oleh Daihatsu dengan 12.676 unit, serta Isuzu dan UD Trucks yang masing-masing menjual 1.670 unit dan 159 unit.
Secara kumulatif, sejak Januari hingga September 2024, Astra telah menjual 357.802 unit mobil, menurun signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang mencapai 421.409 unit. Dalam menghadapi tekanan di sektor otomotif, Astra tetap optimis bahwa strategi diversifikasi bisnis ke sektor kesehatan, infrastruktur, dan teknologi akan membantu perusahaan menghadapi tantangan ekonomi global. Selain tujuh pilar utama bisnisnya, termasuk otomotif, jasa keuangan, agribisnis, dan alat berat, Astra juga berfokus pada inovasi dan pengembangan berkelanjutan di sektor-sektor baru yang terus berkembang. Melalui pendekatan ini, Astra berharap dapat terus tumbuh dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia, tidak hanya di sektor otomotif, tetapi juga di berbagai sektor lainnya yang memiliki potensi besar untuk jangka panjang. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi