Astra Graphia bidik bisnis tumbuh 20%



JAKARTA. Perusahaan penyedia solusi dokumen, PT Astra Graphia Tbk menilai industri percetakan tahun ini masih bertumbuh. Sebab kebutuhan penyedia dokumen masih diminati oleh pasar. Itu sebabnya perusahaan ini optimistis menargetkan bisa meraup pertumbuhan di atas 20% pada 2017.

Arifin Pranoto, Direktur PT Astra Graphia Tbk mengatakan, akan menggunakan teknologi mutakhir sebagai strategi melebarkan sayap bisnis mereka, terutama yang memiliki nilai dan menjadi produk solusi dari mitra. Selama ini, ASGR menangani mitra dengan kebutuhan berbeda-beda termasuk produk yang ditawarkan, misalnya dari segmen korporasi, pemerintah, dan industri.

"Ada solusi untuk masing-masing industri, jadi strategi masuknya beda-beda," ujar Arifin Pranoto, Selasa (17/1).


Selain itu, ASGR juga menggunakan strategi serverless untuk produk-produk baru mereka. Sehingga, produk tersebut memiliki daya tawar tersendiri. Misalnya saja Astra Graphia yang bekerja sama dengan Fuji Xerox baru saja meluncurkan produk berkonsep Smart Work Gateway, pada Selasa (17/1). Produk printing ini memiliki 14 tipe dengan kemampuan berbeda. ASGR akan menerapkan skema sewa dan pembelian. "Kami targetkan barang bisa keluar lebih dari 1.000 produk tahun ini," ungkapnya.

Sementara itu, isu paperless menurutnya tetap tidak menyurutkan langkah perusahaan untuk bertumbuh. Justru, semakin banyaknya alat media seperti kamera, smartphone, dan elektronik lainnya, bisa menambah alternatif untuk mendapatkan bahan dokumentasi. "Orang-orang jadi banyak pilihan, dan itu membuat kami tumbuh," ujarnya.

Arifin mengatakan ASGR juga akan menggarap segmen keamsan. Nantinya menyasar perusahaan seperti production, office, dan juga perusahaan dengan mesin kecil. Manajemen berharap produk khusus kemasan tersebut bisa diluncurkan pada 2017. "Ada sejumlah produk yang kami luncurkan," imbuhnya.

Terkait perluasan cabang, ASGR membidik penambahan satu cabang baru seiring juga dengan penambahan service point. Pihaknya saat ini sedang meneliti beberapa lokasi. Saat ini, Indonesia bagian timur dibidik karena memiliki pertumbuhan yang besar. Sementara untuk pasar Jawa sendiri memiliki pasar yang juga menarik karena memberi kontribusi terbesar. "Ada beberapa yang kami kaji," ungkapnya.

Astra Graphia memiliki dua anak perusahaan. Diantaranya PT Astra Graphia Information Technology (AGIT) dan PT Astragraphia Xprins Indonesia (AXI). AGIT memiliki bidang usaha dalam penyedia jasa konsultasi teknologi dan implementasi dan AXI berfokus pada bidang perdagangan umum, percetakan, dan penyelenggaraan pos.

Dalam catatan KONTAN, sepanjang kuartal III-2016, pendapatan Astra Graphia cuma tumbuh 6% secara tahunan. Sedangkan laba bersih di periode serupa terpangkas 2%. Tahun lalu Astra Graphina menganggarkan belanja modal Rp 400 miliar. Tapi baru terpakai Rp 200 miliar. Sisanya, sekitar Rp 150 miliar untuk pengadaan gudang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini