JAKARTA. Tahun ini, PT Astra Graphia Tbk (ASGR) menargetkan pertumbuhan di atas 10%. Adapun, laba bersihnya diharapkan bisa tetap stabil bertumbuh double digit. Presiden Direktur ASGR menyatakan, tahun ini prospek bisnis Teknologi dan Informatika masih cerah. "Tahun lalu, pertumbuhan hanya 1% karena tahun lalu adalah tahun yang penuh tantangan bagi semua pebisnis. Maka itu, tahun ini harapannya kami bisa tumbuh double growth," katanya, Kamis (16/4). Penuh tantangan lantaran adanya pemilihan umum (pemilu) menimbulkan ketidakpastian dalam bisnis. Hal ini membuat beberapa proyek dari pelanggannya ditunda. Sehingga, bila dibandingkan pada tahun 2013, proyek yang digarap ASGR merosot jumlahnya. Sementara, untuk laba bersih, manajemen berharap agar bisa menjaga pertumbuhan sama seperti tahun lalu. Meski tahun ini perseroan alami tantangan karena adanya pelemahan nilai tukar rupiah. Untuk itu, perseroan telah menyiapkan strategi berupa lindung nilai atau hedging kurs. "Kami rutin lakukan hedging. Setiap bulan rata-rata kami alokasikan total US$ 4000. Nilai ini ada sebagian dollar, tapi lebih banyak Yen. Hal itu dilakukan karena semua produk kami adalah impor," kata Ditektur ASGR Wanny Wijaya. Sepanjang tahun 2014, perseroan meraih pendapatan sebesar Rp 2,28 triliun. Sementara, laba bersihnya mencapai Rp 260,22 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Astra Graphia bidik pertumbuhan 10%
JAKARTA. Tahun ini, PT Astra Graphia Tbk (ASGR) menargetkan pertumbuhan di atas 10%. Adapun, laba bersihnya diharapkan bisa tetap stabil bertumbuh double digit. Presiden Direktur ASGR menyatakan, tahun ini prospek bisnis Teknologi dan Informatika masih cerah. "Tahun lalu, pertumbuhan hanya 1% karena tahun lalu adalah tahun yang penuh tantangan bagi semua pebisnis. Maka itu, tahun ini harapannya kami bisa tumbuh double growth," katanya, Kamis (16/4). Penuh tantangan lantaran adanya pemilihan umum (pemilu) menimbulkan ketidakpastian dalam bisnis. Hal ini membuat beberapa proyek dari pelanggannya ditunda. Sehingga, bila dibandingkan pada tahun 2013, proyek yang digarap ASGR merosot jumlahnya. Sementara, untuk laba bersih, manajemen berharap agar bisa menjaga pertumbuhan sama seperti tahun lalu. Meski tahun ini perseroan alami tantangan karena adanya pelemahan nilai tukar rupiah. Untuk itu, perseroan telah menyiapkan strategi berupa lindung nilai atau hedging kurs. "Kami rutin lakukan hedging. Setiap bulan rata-rata kami alokasikan total US$ 4000. Nilai ini ada sebagian dollar, tapi lebih banyak Yen. Hal itu dilakukan karena semua produk kami adalah impor," kata Ditektur ASGR Wanny Wijaya. Sepanjang tahun 2014, perseroan meraih pendapatan sebesar Rp 2,28 triliun. Sementara, laba bersihnya mencapai Rp 260,22 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News