JAKARTA. PT Astra Graphia Tbk memproyeksikan pendapatan tahun ini senilai Rp 3 triliun. Separuh pendapatan atau sebesar Rp 1,5 triliun akan berasal dari anak usaha di bidang teknologi informasi, yakni PT Astra Graphia Information Technology (AGIT). Calvin Lim, Direktur Astra Graphia, menyatakan, proyeksi AGIT ini, tahun ini tumbuh 50% dari realisasi tahun lalu. Dia optimistis target tersebut bisa tercapai. Anak usaha AGIT, yakni PT AGIT Monotise Indonesia akan menciptakan berbagai inovasi ekspansi bisnis. "Setidaknya tahun ini ada tiga ekspansi bisnis yang kami lakukan dengan satu
guide line yang bertema bisnis aplikasi pembayaran mobile yaitu
mobile payment, mobile shopping dan mobile pos
(point of sales)," kata Calvin di Jakarta, Selasa (26/2).
Anak usaha Grup Astra ini semakin gencar berekspansi di bisnis pembayaran mobile seusai menggandeng Monotise Asia Pacific yang kemudian mendirikan AGIT Monotise. Perusahaan ini fokus menyediakan platform atau aplikasi. Astra Graphia perlu membuat terobosan layanan pembayaran secara mobile setelah mempertimbang pertumbuhan ponsel pintar dan tablet yang mencapai 40%. "Pertumbuhan
handset mobile sangat tinggi. Jadi kami menghabiskan banyak investasi untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi ini," kata dia. Sejak 2012, AGIT Monotise mengalokasikan belanja modal sebesar US$ 3 juta untuk mengembangkan aplikasi pembayaran
mobile. Dia bilang, belanja modal ini untuk lima tahun. Adapun pendapatan AGIT Monotise pada 2012 baru sebesar US$ 60.000. "Namun, saat ini penyerapannya sudah habis. Jadi, hanya modal kerja yang disiapkan sambil berjalan, yakni senilai US$ 200.000-US$ 300.000 per tahun," kata Calvin, yang juga menjabat Direktur AGIT. Astra Graphia meluncurkan aplikasi pembayaran mobile pertama di tahun ini adalah pembayaran mobile melalui Blackberry Messanger (BBM) atau BBM Money. Aplikasi ini adalah hasil kerjasama antara Bank Permata dan Blackberry Indonesia. Astra Graphia menargetkan pengguna BBM Money mencapai 100.000-200.000 pengguna dari 12 juta pengguna Blackberry yang ada di Indonesia. Adapun transaksi maksimal di BBM Money senilai Rp 5 juta. Pada pertengahan tahun nanti, emiten berkode saham ASGR ini akan meluncurkan aplikasi
mobile point of sales (pos). Ini adalah aplikasi yang menjadi alternatif pembayaran mobile. Saat ini Astra Graphia menjajaki kerjasama bank-bank yang belum memiliki mobile banking.
Produk selanjutnya adalah
mobile shopping atau
mobile commerce yang akan meluncur pada akhir tahun nanti. "Saya belum bisa menyebutkan berapa target dan pihak mana saja yang akan bekerjasama. Tunggu tanggal mainnya saja," kata Calvin. Selain melalui bisnis aplikasi
software, Astra Graphia membidik layanan penyewaan
hardware. AGIT menyewakan
media printing, komputer, laptop juga server. "Saya tidak bisa membocorkan lebih lanjut tentang rencana dan strategi AGIT dan ASGR, guide line-nya belum bisa di-share. Yang jelas, kontribusi AGIT ke ASGR tahun lalu sebesar 45% total pendapatan. Tahun ini targetnya 50% dengan nilai Rp 1,5 triliun," kata Calvin. Di akhir kuartal III-2012, Astra Graphia membukukan laba bersih senilai Rp 107,11 miliar. Jumlah ini meningkat 16,24% dibanding laba bersih periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 92,07 miliar. Sedangkan pendapatan ASGR mencapai Rp 1,3 triliun, naik 29,61% dibandingkan pendapatan di periode yang sama tahun lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sandy Baskoro