KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra International Tbk (
ASII) menyebutkan, investasi yang dilakukan di Gojek merupakan salah satu inisiatif digital yang dilakukan Astra yang bertujuan mendapatkan hasil yang terbaik bagi kedua belah pihak. Boy Kelana Soebroto, Head of Corporate Communications ASII menyatakan kerjasama yang telah terbentuk dengan Gojek antara lain pendirian perusahaan joint venture, yaitu Gofleet. "Astra saat ini tetap menjadi salah satu pemegang saham Gojek. Investasi di Gojek merupakan salah satu inisiatif digital yang sudah dilakukan Astra. Fokus saat ini adalah kerjasama strategis antara Astra dan Gojek untuk memastikan hasil yang terbaik bagi kedua belah pihak," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (23/4).
Ia melanjutkan sejak awal investasi hingga saat ini, ASII telah berinvestasi senilai total US$ 250 juta di Gojek.
Baca Juga: Astra International (ASII) benamkan investasi di Sayurbox dan Halodoc Boy tidak menyebutkan apakah dalam waktu dekat ASII akan menambah nilai investasinya di Gojek. Namun demikian, ASII setiap saat terus mengkaji kembali portofolio investasinya. "Target finansial merupakan fokus jangka panjang dari investasi Astra di Gojek. Bagi Astra, investasi di Gojek adalah menjajaki kerjasama strategis yang menguntungkan kedua belah pihak," kata Boy. Pada tahun 2021 ini, ASII tercatat mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 11 triliun sampai Rp 12 triliun. Nilai tersebut lebih tinggi 50% dari realisasi belanja modal tahun 2020. Sepanjang kuartal I 2021, ASII telah menyerap capex sebesar Rp1,4 triliun untuk bisnis alat berat dan pertambangan serta infrastruktur dan logistik masing-masing 30%, diikuti dengan bisnis otomotif 12%, agribisnis 11%, dan sisanya ke bisnis-bisnis Astra lainnya. Pada periode yang sama pula, ASII mencetak pendapatan bersih konsolidasian sebesar Rp 51,7 triliun sepanjang pada kuartal I tahun 2021. Nilai ini turun 4% dibandingkan dengan kuartal pertama tahun lalu. Tak hanya itu, laba bersih ASII juga menyusut 22% menjadi Rp 3,7 triliun di kuartal pertama tahun ini. Penurunan kinerja disebabkan kontribusi yang lebih rendah dari hampir semua segmen bisnis. Laba bersih dari divisi bisnis otomotif menyumbang Rp 1,43 triliun atau turun 26% dari periode yang sama tahun lalu. Selanjutnya, laba bersih dari bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi berkontribusi Rp 1,09 triliun atau meningkat 3%. Kemudian laba bersih dari divisi jasa keuangan menyumbang sebesar Rp 985 miliar atau 30% lebih rendah dari kuartal I 2020.
Adapun divisi agribisnis menyumbang laba bersih Rp129 miliar atau turun 56% dari periode kuartal pertama tahun lalu, laba dari divisi infrastruktur dan logistik menyumbang Rp 42 miliar atau turun 42%, dan laba dari divisi property berkontribusi Rp 49 miliar atau naik 23% dari kuartal pertama tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat