KONTAN.CO.ID - SEMARANG. Di tengah perlambatan yang melanda sektor otomotif, PT Astra International Tbk (ASII) kembali melakukan ekspansi di lini bisnis non otomotifnya. Astra kini kian getol mengembangkan lini bisnis properti dan infrastruktur. Saat ini, Astra Property tengah mengembangkan berbagai proyek. Misal apartemen segmen atas, yakni Anandamaya Residence, yang rencananya bakal rampung di kuartal IV-2018. Sekitar 94% unit di apartemen ini telah terjual. Selain itu, Astra juga mengembangkan Menara Astra, yang bakalan rampung pada akhir 2017. Di bawah PT Samadista Karya, Astra Property juga mengembangkan Graha Asuransi Astra dan menara FIF. "Pengembangan terbaru kami adalah ASYA yang berada di wilayah Cakung," kata Panji Nur Firman, Deputy Finance Director PT Menara Astra, Rabu (6/12).
Proyek ASYA yang memiliki luas area 70 hektare (ha) akan dilengkapi dengan rumah tapak, apartemen, shop house dan lake villa. Pengembangan proyek ini akan berlangsung selama 15 tahun. Tak cuma menggenjot sektor properti, Astra juga menggenjot lini bisnis infrastrukturnya lewat PT Astratel Nusantara (Astra Infra). Perusahaan ini menargetkan mengoperasikan jalan tol sepanjang 500 kilometer hingga 2020. Karena itu, dalam beberapa tahun mendatang, Astra Infra bakal mengakuisisi sejumlah jalan tol. Salah satu ruas tol yang saat ini diincar adalah ruas tol milik BUMN Karya, yakni PT Waskita Karya Tbk (WSKT). Astra Infra mengungkapkan saat ini tengah melakukan pembicaraan dengan WSKT. "Dengan WSKT, kami sedang melakukan pembicaraan yang sangat serius," kata Rahmat Samulo, Direktur Astra Infra. Meski begitu, ia masih enggan menyebut berapa dana yang akan digelontorkan terkait dengan rencana akuisisi jalan tol WSKT tersebut. Rahmat mengungkapkan, saat ini Astra Infra lebih memprioritaskan pasar di Pulau Jawa terlebih dahulu. Pembicaraan dengan grup Astra ini dibenarkan juga oleh WSKT. Emiten pelat merah tersebut mengungkapkan bahwa saat ini memang belum ada
deal terkait dengan penjualan ruas tol WSKT. "Kalau penjualannya, saat ini sedang dalam proses dengan beberapa investor yang tertarik," kata Sekretaris Perusahaan WSKT Shastia Hadiarti kepada KONTAN. Per September 2017, Astra Infra telah mengoperasikan sebanyak 352,6 km ruas tol. Saat ini jalan tol memiliki kontribusi sebesar 90% terhadap keseluruhan pendapatan Astra Infra. Operator Patimban Tak cuma jalan tol saja, Astra Infra juga menyatakan ketertarikannya untuk bekerja sama membentuk konsorsium untuk menjadi operator di Pelabuhan Patimban. "Dengan siapa partnernya belum final diputuskan, tapi kami saat ini sedang menjalin komunikasi dengan lokal maupun asing," kata Rahmat.
Tender dari pelabuhan Patimban ini kemungkinan akan dilaksanakan pada Maret 2018. Astra Infra bakal mengambil porsi lokal sebagai operator dari pelabuhan ini. Terkait rencana penunjukan operator Patimban ini, porsi kepemilikan asing hanya diperbolehkan maksimal sebesar 49% saja. Saat ini, Astra Infra juga telah memproses akuisisi terhadap kepemilikan, ruas tol di sekitar Patimban yakni ruas tol Cikopo Palimanan sebesar 45%. Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengungkapkan, Grup Astra memiliki diversifikasi bisnis yang cukup baik dan cukup beragam. "Prospek Astra ke depan cukup bagus, komoditas cukup bagus, batubara baik, sehingga bisnis alat berat juga sangat bagus," kata Hans pada KONTAN, Rabu (6/12). Lini bisnis perbankan juga diharapkan memberikan kontribusi yang lebih baik bagi Astra. Saat penjualan motor dan mobil turun, menurut Hans, Astra memang harus melakukan diversifikasi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati