Astra lewat YDBA Ajak Stakeholder Terapkan IWM seperti TSI & Greensprosa



KONTAN.CO.ID - Seperti yang kita ketahui bersama,saat ini pengelolaan limbah/sampah menjadi perhatian kita bersama. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), volume timbulan sampah di Indonesia pada 2022 mencapai 19,45 juta ton. Berdasarkan jenisnya, mayoritas timbulan sampah nasional pada 2022 berupa sampah sisa makanan dengan proporsi 41,55%.

Berdasarkan data di atas, diperlukan manajemen pengelolaan sampah yang inovatif dan bernilai tambah, seperti yang dilakukan oleh Taman Safari Indonesia (TSI) berkolaborasi dengan PT Greenprosa Adikara Nusa (Greenprosa) melalui Integrated Waste Management (IWM). Greenprosa sendiri merupakan salah satu penerima penghargaan Semangat Astra Terpadu untuk (SATU) Indonesia Awards pada tahun 2021.

Selain untuk mengolah sampah yang ada di TSI, IWM juga didirikan untuk menghasilkan nilai tambah melalui penjualan valuable waste, maggot sangrai hasil budidaya maggot darisampah organik,serta pupuk organik yang berasal dari satwa dan kasgot (sampah yang didekomposisi maggot). Bukan hanya itu, residu dari waste yang dihasilkan dari sampah itu juga dijual/ dipasok ke salah satu pabrik semen untuk digunakan sebagai bahan bakar.


Dalam pengolahan sampah yang mengacu pada 3R (Reduce, Reuse, Recycle), IWM mengoptimalkan mesin pengolahan sampah yang diproduksi oleh UMKM Manufaktur binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), yaitu PT Astana Wira Karya. Beberapa mesin yang diproduksi antara lain, mesin pemilah sampah, mesin conveyor pemilahan, mesin conveyer feeder, mesin pencacah plastic, mesin sentris (pengering plastik), mesin pencetak bijih plastik, mesin pengayak kompos dan mesin lainnya.

Untuk memberikan gambaran dan mengajak stakeholders YDBA agar menerapkan pengolahan sampah/ limbah yang terintegrasi dan bernilai tambah, pada 12 Juli 2023 YDBA mengajak stakeholders tersebut untuk melihat IWM yang diterapkan oleh TSI bersama Greenprosa. Beberapa stakeholders tersebut, antara lain perwakilan dari Lembaga Nasional Single Window Kementerian Keuangan RI, Koalisi Kependudukan Indonesia, Universitas Parahyangan, Divisi Environment & Social Responsibility (ESR) Astra dan Yayasan Pendidikan Astra Michael D. Ruslim.

Hadir dalam kegiatan tersebut, antara lain Ketua Pengurus YDBA, Sigit P. Kumala; Sekretaris Pengurus YDBA, Ema Poedjiwati Prasetio; Advisor YDBA, Tonny Sumartono; Kepala Lembaga Nasional Single Window Kemenkeu RI, M. Agus Rofiudin; Ketua Umum Koalisi Kependudukan Indonesia, Bapak Dr. Sonny Harry B. Harmadi; Sekretaris Pengurus YPAMDR, Wedijanto Widarso dan beberapa tim perwakilan ESR Astra dan Universitas Parahyangan.

Kunjungan diterima langsung oleh CEO Greenprosa, Arky Gilang Wahab serta Operation Manager TSI Bogor, Suharto. Dalam kunjungan tersebut Arky Gilang Wahab menyampaikan, bahwa sejak April hingga 11 Juli 2023, TSI bersama Greeprosa telah berhasil mengelola sampah sebanyak 229,9 ton. Salah satu pengelolaan sampah yang dilakukan, yaitu budidaya maggot untuk kebutuhan pakan ternak maupun pupuk organik.

Sigit P. Kumala dalam kunjungan ini berharap,sharing yang dilakukan Greenprosa maupun TSI dapat menambah wawasan para stakeholders yang hadir dalam pengelolaan sampah, sehingga secara bertahap dapat menerapkan pengelolaan yang sama, yaitu terintegrasi dan bernilai tambah.

Dalam kesempatan ini, para stakeholders juga berkunjung ke area Safari Poo Paper yang menampilkan daur ulang kotoran Panda maupun Gajah untuk dijadikan kertas daur ulang.

Sekilas Tentang YDBA

YDBA merupakan yayasan yang didirikan oleh pendiri Astra, William Soeryadjaya pada 1980 dengan filosofi ‘Berikan Kail Bukan Ikan’. YDBA didirikan sebagai komitmen Astra untuk berperan serta aktif dalam membangun bangsa, seperti yang diamanatkan dalam butir pertama filosofi Astra, Catur Dharma, yaitu “Menjadi Milik yang bermanfaat bagi Bangsa dan Negara”.

Sejalan dengan cita-cita Astra untuk Sejahtera Bersama Bangsa, YDBA juga terus berupaya mengembangkan UMKM di Indonesia agar naik kelas, mandiri dan dapat bersaing baik di pasar nasional maupun global. Sehingga berdampak pada peningkatan ekonomi UMKM yang juga turut menciptakan lapangan pekerjaan. Hal tersebut sejalan dengan Sustainabiliy Development Goals (SDGs) yang saat ini menjadi perhatian bersama, salah satunya pada goal no. 8, yaitu mempersiapkan pekerjaan layak dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

YDBA menjalankan program tanggung jawab sosial Astra dengan fokus pada pembinaan UMKM yang meliputi UMKM manufaktur, baik terkait value chain bisnis Astra, maupun yang tidak terkait, bengkel umum roda empat dan roda dua, kerajinan & kuliner serta pertanian. Berlandaskan Operating Values-nya, yaitu Compassionate, Adaptive, Responsible dan Excellent, YDBA memberikan pelatihan dan pendampingan kepada UMKM untuk naik kelas dan mencapai kemandiriannya.

Pelatihan akan lebih efektif, jika dilengkapi pendampingan di lapangan melalui 14 cabang YDBA yang disebut dengan Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) yang berkolaborasi dengan berbagai pihak. Keempat belas LPB YDBA tersebar di Cakung, Jakarta Timur; Banyuwangi, Jawa Timur; Yogyakarta, DIY; Klaten, Solo, Tegal, Banyumas, Jawa Tengah; Tarikolot dan Puncak Dua, Jawa Barat; Lebak, Banten; Sangatta, Paser, Bontang, Kalimantan Timur dan Manggarat Barat NTT. YDBA juga memiliki project pendampingan koperasi petani hortikultura di Batangtoru, Tapanuli Selatan.

Hingga Desember 2022, YDBA telah memberikan pembinaan kepada 12.313 UMKM di bidang Manufaktur, Bengkel, Kerajinan & Kuliner serta Pertanian. YDBA secara tidak langsung juga telah menciptakan 72.465 lapangan pekerjaan melalui UMKM yang difasilitasinya.

Baca Juga: 43 Tahun, Astra Dirikan YDBA Demi Masa Depan UMKM Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti