JAKARTA. Pelemahan rupiah bikin pusing pelaku industri otomotif di Indonesia. Betapa tidak, ongkos produksi membengkak karena sebagian bahan baku dan komponen harus diimpor dengan harga dolar Amerika Serikat (AS).Kondisi ini yang membuat perusahaan otomotif terbesar Indonesia PT Astra International Tbk berencana mengerek harga jual mobil dan sepeda motor produksinya. "Tahun ini banyak tantangan. Sementara data ekonomi Indonesia ternyata tidak bagus," kata Prijono Sugiarto, Presiden Direktur Astra International (ASII), yang dikutip Bloomberg, Rabu (5/6).Menurut Prijono, pilihan menaikkan harga jual dilakukan guna mengatasi pelemahan rupiah, yang menekan margin laba perseroan 5% di kuartal I–2014. Jika kenaikan harga dieksekusi ASII, maka harga mobil di bawah bendera ASII akan ikutan naik.Asal tahu saja, merek mobil yang bernaung di bawah bendera ASII adalah Toyota, Daihatsu, dan Isuzu. Sedangkan untuk sepeda motor, ASII memegang merek Honda. Namun, info rencana kenaikan harga ini ternyata belum sampai ke salah satu anak perusahaan ASII. Rahmat Samulo, Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM), menyatakan belum mengetahui rencana induk perusahaan mengerek harga. Rahmat bilang, dirinya tak berani berkomentar jika belum ada keputusan. "Saya harus cek dahulu ke Astra dan pahami pernyataannya. Sementara no comment," kata Rahmat.Sebelumnya, Toyota telah menaikkan harga di awal dan akhir 2013 lalu. Kenaikan harga ini, untuk merespon pelemahan nilai rupiah. Kenaikan waktu itu karena kurs dan naiknya biaya balik nama di awal tahun. Walaupun sudah menaikkan harga pada 2013, Rahmat mengakui kenaikan belum mewakili pelemahan rupiah secara keseluruhan. Sementara itu, kompetitor Astra, yakni PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS), juga menyatakan punya wacana menaikkan harga. Namun soal berapa persen hingga kini belum menetapkan. "Kami bisa saja menaikkan harga mobil," kata Subronto Laras, Komisaris Utama IMAS, kepada KONTAN. Menurut Subronto, banyak alasan yang membuat produsen menaikkan harga. Selain karena tekanan nilai rupiah, alasan lainnya adalah kebijakan pemerintah kenaikan tarif dasar listrik (TDL). "Jadi sah-sah saja ada kenaikan harga mobil," kata Subronto Laras kepada KONTAN. IMAS merupakan pemegang merek mobil Suzuki, Nissan, Renault, Audi, Chery, Foton, Hino, SsangYong, Volkswagen, dan Volvo di Indonesia.Harga motor ikut naikRencana kenaikan harga tak hanya terjadi untuk mobil saja, kenaikan harga terjadi untuk sepeda motor. Margono Tanuwijaya, Marketing Director Astra Honda Motor (AHM), bilang, pihaknya telah menaikkan harga jual motor mulai Juni. "Awal Juni ini beberapa tipe sepeda motor matik sudah naik sekitar Rp 100.000," kata Margono.Sebelumnya, AHM telah menaikkan harga jual di awal tahun 2014. "Kenaikan harga itu terjadi karena pelemahan rupiah yang membuat harga sukucadang terpengaruh," katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Astra mengerek harga Mobil
JAKARTA. Pelemahan rupiah bikin pusing pelaku industri otomotif di Indonesia. Betapa tidak, ongkos produksi membengkak karena sebagian bahan baku dan komponen harus diimpor dengan harga dolar Amerika Serikat (AS).Kondisi ini yang membuat perusahaan otomotif terbesar Indonesia PT Astra International Tbk berencana mengerek harga jual mobil dan sepeda motor produksinya. "Tahun ini banyak tantangan. Sementara data ekonomi Indonesia ternyata tidak bagus," kata Prijono Sugiarto, Presiden Direktur Astra International (ASII), yang dikutip Bloomberg, Rabu (5/6).Menurut Prijono, pilihan menaikkan harga jual dilakukan guna mengatasi pelemahan rupiah, yang menekan margin laba perseroan 5% di kuartal I–2014. Jika kenaikan harga dieksekusi ASII, maka harga mobil di bawah bendera ASII akan ikutan naik.Asal tahu saja, merek mobil yang bernaung di bawah bendera ASII adalah Toyota, Daihatsu, dan Isuzu. Sedangkan untuk sepeda motor, ASII memegang merek Honda. Namun, info rencana kenaikan harga ini ternyata belum sampai ke salah satu anak perusahaan ASII. Rahmat Samulo, Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM), menyatakan belum mengetahui rencana induk perusahaan mengerek harga. Rahmat bilang, dirinya tak berani berkomentar jika belum ada keputusan. "Saya harus cek dahulu ke Astra dan pahami pernyataannya. Sementara no comment," kata Rahmat.Sebelumnya, Toyota telah menaikkan harga di awal dan akhir 2013 lalu. Kenaikan harga ini, untuk merespon pelemahan nilai rupiah. Kenaikan waktu itu karena kurs dan naiknya biaya balik nama di awal tahun. Walaupun sudah menaikkan harga pada 2013, Rahmat mengakui kenaikan belum mewakili pelemahan rupiah secara keseluruhan. Sementara itu, kompetitor Astra, yakni PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS), juga menyatakan punya wacana menaikkan harga. Namun soal berapa persen hingga kini belum menetapkan. "Kami bisa saja menaikkan harga mobil," kata Subronto Laras, Komisaris Utama IMAS, kepada KONTAN. Menurut Subronto, banyak alasan yang membuat produsen menaikkan harga. Selain karena tekanan nilai rupiah, alasan lainnya adalah kebijakan pemerintah kenaikan tarif dasar listrik (TDL). "Jadi sah-sah saja ada kenaikan harga mobil," kata Subronto Laras kepada KONTAN. IMAS merupakan pemegang merek mobil Suzuki, Nissan, Renault, Audi, Chery, Foton, Hino, SsangYong, Volkswagen, dan Volvo di Indonesia.Harga motor ikut naikRencana kenaikan harga tak hanya terjadi untuk mobil saja, kenaikan harga terjadi untuk sepeda motor. Margono Tanuwijaya, Marketing Director Astra Honda Motor (AHM), bilang, pihaknya telah menaikkan harga jual motor mulai Juni. "Awal Juni ini beberapa tipe sepeda motor matik sudah naik sekitar Rp 100.000," kata Margono.Sebelumnya, AHM telah menaikkan harga jual di awal tahun 2014. "Kenaikan harga itu terjadi karena pelemahan rupiah yang membuat harga sukucadang terpengaruh," katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News