KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) masih terus melihat peluang-peluang untuk mencari partner
joint venture. Apalagi tahun ini perusahaan komponen otomotif ini membidik kenaikan kinerja. Presiden Direktur Astra Otoparts, Hamdhani Dzulkarnaen Salim menjelaskan, pihaknya melihat tren-tren otomotif global sebagai salah satu acuan pembentukan JV tersebut. Misalnya saja, mengenai kendaraan listrik. "Kami sebagai produsen komponen tentu harus bisa siapkan bila eranya sudah tiba. Tapi untuk saat ini kita belum bisa ekspos apapun," kata Hamdhani usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Jumat (13/4).
Hamdhani juga menjelaskan pihaknya masih terus memantau dua dua anak perusahaannya yaitu PT Velasto Indonesia dan PT Ardendi Jaya Sentosa menandatangani nota kesepahaman dengan PT Kiat Inovasi Indonesia untuk memproduksi alat mekanisasi multiguna pedesaan (AMMDes). Ke depan akan ada dua perusahaan patungan yang akan segera didirikan dalam waktu dekat. "AMMDES ini nanti punya fungsi bisa berguna membantu sektor pertanian," tambahnya. Hamdhani juga menjelaskan pihaknya optimistis kinerja pendapatan maupun
bottom line akan tetap tumbuh tahun ini. "Kecuali ada tantangan di luar kemampuan kami maka tahun ini proyeksinya akan lebih baik," kata Hamdhani. Melihat pasar otomotif yang cenderung stagnan, AUTO juga membidik pasar baru di ekspor. Perusahaan grup Astra ini sudah mengekspor ke Filipina, Vietnam dan lainnya. Menurutnya kondisi di luar kemampuan perusahaan misalnya, nilai tukar mata uang rupiah yang melemah dapat mempengaruhi kinerja. Di samping itu harga komoditas yang menekan perusaahaan di sektor bahan baku. "Harga bahan baku dari awal Januari sampai akhir Desember 2017 terus naik. Misalnya harga besi naik 25%, aluminum ingot bahkan naik 38%," kata Hamdhani.
Kenaikan tersebut tercermin di laporan keuangan 2017. Tercatat beban bahan baku yang digunakan Astra Otoparts Rp 5,2 triliun atau naik dari periode sama tahun 2016 Rp 4,3 triliun.
Head Treasury and Investor Relations Department Astra Otoparts, Baskoro Santoso menjelaskan, tahun lalu pihaknya berupaya untuk efisiensi produksi agar kinerja tidak tertekan. Selain itu emiten berkode saham AUTO ini menyiapkan capex Rp 500 miliar sampai Rp 800 miliar. Sumber dananya berasal dari internal perusahaan. Capex tersebut rencananya untuk digunakan pengembangan produk baru mengikuti kendaraan
facelift yang baru dikeluarkan. Misalnya Toyota Vios dan Yaris. "Tidak untuk meningkatkan kapasitas produksi tapi untuk efisiensi produksi," kata Baskoro, Jumat (15/4). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati