JAKARTA. Astra Sedaya Finance masih mengandalkan pendanaan dari perbankan. Sekalipun mulai memperbesar pendanaan dari pasar modal lewat penerbitan obligasim, namun porsi perbankan masih menjadi mayoritas pendanaan. Jodjana Jody, Direktur Utama Astra Sedaya Finance (ASF) memastikan semester dua mendatang pendanaan perusahaan terbilang aman cenderung over likuiditas. Sebab, ASF telah mencadangkan sumber pendanaan setiap bulannya tiga bulan sebelum pencairan. Ia mengatakan, sejak kuartal dua lalu perusahaan telah mengantongi pendanaan dari pasar modal seperti obligasi, surat utang jangka menengah atau MTN dan perbankan. Sementara target pembiayaan selama semester dua diperkirakan mencapai Rp 12,5 triliun. Dari total pembiayaan tersebut, sumber pendanaan akan berasal dari MTN sebesar Rp 4 triliun. Lalu dari obligasi sebanyak Rp 1,5 triliun. Sisanya sekitar Rp 7 triliun berasal dari perbankan. Menurut Jody, pihaknya mengandalkan sumber pendanaan dari perbankan karena bunga bank cenderung flat. Sementara memperbesar porsi pendanaan dari pasar modal dalam kondisi perlambatan ekonomi belum menjadi pilihan. "Kami pertahankan porsi pendanaan 35% dari pasar modal sisanya bank," ujarnya, Selasa (7/7). Sepanjang semester dua, perusahaan menargetkan pembiayaan Rp 12,5 triliun. Sehingga total pembiayaan setahun mencapai Rp 25 triliun. Pembiayaan tahun ini dipastikan lebih rendah dari realisasi pembiayaan tahun 2014 sebesar Rp 27 triliun. Sebab, perlambatan ekonomi turut berpengaruh pada rendahnya realisasi belanja modal yang dilakukan pemerintah berdampak pada sektor otomotif. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Astra Sedaya masih andalkan pembiayaan perbankan
JAKARTA. Astra Sedaya Finance masih mengandalkan pendanaan dari perbankan. Sekalipun mulai memperbesar pendanaan dari pasar modal lewat penerbitan obligasim, namun porsi perbankan masih menjadi mayoritas pendanaan. Jodjana Jody, Direktur Utama Astra Sedaya Finance (ASF) memastikan semester dua mendatang pendanaan perusahaan terbilang aman cenderung over likuiditas. Sebab, ASF telah mencadangkan sumber pendanaan setiap bulannya tiga bulan sebelum pencairan. Ia mengatakan, sejak kuartal dua lalu perusahaan telah mengantongi pendanaan dari pasar modal seperti obligasi, surat utang jangka menengah atau MTN dan perbankan. Sementara target pembiayaan selama semester dua diperkirakan mencapai Rp 12,5 triliun. Dari total pembiayaan tersebut, sumber pendanaan akan berasal dari MTN sebesar Rp 4 triliun. Lalu dari obligasi sebanyak Rp 1,5 triliun. Sisanya sekitar Rp 7 triliun berasal dari perbankan. Menurut Jody, pihaknya mengandalkan sumber pendanaan dari perbankan karena bunga bank cenderung flat. Sementara memperbesar porsi pendanaan dari pasar modal dalam kondisi perlambatan ekonomi belum menjadi pilihan. "Kami pertahankan porsi pendanaan 35% dari pasar modal sisanya bank," ujarnya, Selasa (7/7). Sepanjang semester dua, perusahaan menargetkan pembiayaan Rp 12,5 triliun. Sehingga total pembiayaan setahun mencapai Rp 25 triliun. Pembiayaan tahun ini dipastikan lebih rendah dari realisasi pembiayaan tahun 2014 sebesar Rp 27 triliun. Sebab, perlambatan ekonomi turut berpengaruh pada rendahnya realisasi belanja modal yang dilakukan pemerintah berdampak pada sektor otomotif. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News