AstraZeneca dan Oxford stop ujicoba vaksin corona, menyusul efek samping relawan



KONTAN.CO.ID - AstraZenaca, perusahaan farmasi raksasa dari Inggris menghentikan menghentikan uji klinis tahap akhir atas  kandidat vaksin corona yang dikembangkannya dengan Universitas Oxford. 

Ini terjadi karena seorang relawan mengalami gejala serius setelah disuntik kandidat vaksin ini. 

Tak menjelaskan efek samping si sukarelawan, dalam pernyataan resmi AstraZeneca dilansir Reuters, Rabu (9/9), AstraZeneca menyatakan, sebagai bagian dari pelaksanaan secara acak dan terkendali dari vaksin Oxford 


“Berdasarkan standar proses kami, (maka kami) melakukan penundaan vaksinasi untuk melakukan peninjauan data keamanan (vaksin),"  ujar AstraZeneca.

Meski begitu, juru bicara AstraZeneca mengatakan bahwa dalam uji coba besar, penyakit atau efek samping lumrah ditemukan. Namun AstraZeneca akan terus melakukan pengamatan dengan tepat dan cermat atas efek samping ini. 

Ini daftar pembeli vaksin dari AstraZeneca

Media kesehatan Amerika Serikat Stat juga melaporkan bahwa efek samping vaksin corona beragam, mulai dari masalah yang memerlukan rawat inap hingga penyakit yang mengakibatkan kematian. 

Yang jelas, sejumlah negara telah menyatakan akan memproduksi kandidat vaksin AstraZeneca ini. Mereka adalah Argentina, Meksiko, Amerika Serikat, Uni Eropa serta Australia.   

Bahkan AS telah menyatakan akan membeli 1 miliar dosis vaksin yang sedang dikembangkan oleh perusahaan AstraZeneca ini. Uni Eropa juga telah melancarkan lobi sejak Juni untuk mendapat pasokan vaksin AstraZeneca. 

Selasa (8/9), AstraZeneca bersama 8 perusahaan lain menandatangani perjanjian. Mereka sepakat untuk tidak terburu-buru dalam mengejar approval vaksin corona. 

Mereka akan menunggu hasil data pengujian yang cukup untuk memastikan vaksin aman digunakan. Sembilan perusahaan yang menandatangi kesepakatan itu adalah AstraZeneca, BioNTech GlaxoSmithKline, Johnson & Johnson, Merck, Moderna, Novavax, Pfizer, dan Sanofi. 

Editor: Titis Nurdiana