Astrindo Nusantara (BIPI) optimistis kinerja keuangannya tumbuh positif di 2020



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) berhasil mencetak kinerja mentereng hingga kuartal tiga lalu. Emiten yang bergerak di bidang infrastruktur energi dan pertambangan tersebut optimistis kinerjanya masih akan tumbuh positif di tahun depan. Sebagai catatan, per kuartal tiga lalu pendapatan BIPI tercatat sebesar US$ 48,07 juta. Angka ini melonjak 335% (yoy) dibandingkan kuartal tiga tahun sebelumnya sebesar US$ 11 juta.

Baca Juga: Astrindo Nusantara Infrastruktur (BIPI) kejar pendapatan US$ 64 juta di akhir 2019 Laba bersih BIPI juga naik drastis 478% (yoy) menjadi US$ 12,91 juta di kuartal III-2019. Sedangkan laba bersih perusahaan di kuartal tiga tahun lalu hanya US$ 3,41 juta. Direktur BIPI Michael Wong mengatakan, potensi peningkatan kinerja BIPI masih cukup terbuka di tahun depan. Salah satu faktor pendorongnya adalah pelabuhan Asam-Asam dan Bengalon yang berada di Kalimantan berpeluang mengalami lonjakan produktivitas. Kedua pelabuhan ini dikelola oleh anak usaha BIPI yaitu PT Mitratama Perkasa. "Secara konservatif, kami yakin pendapatan perusahaan bisa tumbuh 8%-10% di tahun 2020," imbuh Michael, Rabu (27/11). Setali tiga uang, BIPI juga yakin akan ada peningkatan lanjutan dari laba bersih. Pasalnya, manajemen BIPI tengah berupaya mengurangi tingkat utang perusahaan. Dengan begitu, beban keuangan yang ditanggung perusahaan berkurang, sehingga berdampak positif bagi kinerja laba bersih.

Baca Juga: BIPI bukukan kenaikan pendapatan signifikan di kuartal III-2019 Michael pun memprediksi, laba bersih BIPI dapat naik 5%-10% di tahun depan. Lebih jauh, ia percaya kinerja BIPI masih akan positif kendati kontrak izin pertambangan dua pelanggannya, PT Kaltim Prima Coal dan PT Arutmin Indonesia akan berakhir. Kontrak Arutmin selesai di akhir 2020 sedangkan KPC akan mengakhiri kontraknya di akhir 2021. Menurut Michael, potensi cadangan batubara di Kalimantan masih sangat besar dan tersedia dalam waktu yang lama. Negara pun sejatinya masih butuh sumber energi batubara. "Urusan perpanjangan kontrak KPC dan Arutmin sebenarnya ada di pemerintah. Tapi kami yakin pasti ada pihak yang akan mengelola tambang batubara di sana," ungkap dia. Michael pun berujar, siapapun yang kelak menangani tambang batubara di Kalimantan, BIPI sudah siap menjalani perannya sebagai penyedia infrastruktur tambang. "Kami punya keunggulan dari segi kualitas dan kapasitas pelabuhan khusus batubara. Itu bisa menjadi nilai tambah bagi kelangsungan bisnis perusahaan," terangnya.


Baca Juga: Astrindo (BIPI) melanjutkan proyek Sumatra dan Kalimantan senilai US$ 2,5 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini