KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) mendirikan anak perusahaan baru bernama PT Mahakarya Kapital Indonesia (PTMKI). Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PTMKI dimaksudkan untuk berusaha dalam bidang konsultasi manajemen dan penunjang jasa keuangan. Baca Juga: Emiten Saham Yang Terdampar di Zona Gocap Masih Gencar Mendorong Kinerja Bisnis
Sekretaris Perusahaan BIPI Kurniawati Budiman mengungkapkan, PTMKI dibentuk dalam rangka persiapan melakukan ekspansi bisnis BIPI secara anorganik, dan diharapkan bisa semakin meningkatkan kinerja BIPI. "Sehingga pada akhirnya akan memberikan dampak positif kepada pemangku kepentingan," kata Kurniawati saat dihubungi Kontan.co.id, Jum'at (20/12). Sayangnya, Kurniawati masih enggan memberikan penjelasan mengenai rencana ekspansi anorganik yang dimaksud, maupun kontribusi yang ditarget BIPI dari PTMI. "Untuk saat ini, kami baru dapat memberikan informasi yang sudah disampaikan," ujar Kurniawati. Baca Juga: Superkrane Mitra Utama (SKRN) targetkan pertumbuhan 10%-20% di tahun 2020 Yang jelas, struktur kepemilikan PTMKI terdiri dari PT Astrindo Mahakarya Indonesia sebesar 99,99%, dan Perseroan sebanyak 0,01%. Sedangkan untuk struktur permodalan, modal dasar PTMKI sejumlah 10.000 lembar saham dengan nilai nominal per saham sebesar Rp 1 juta. Selain itu, ada Modal Disetor dan Ditempatkan sejumlah 2.500 lembar saham dengan nilai nominal per saham sebesar Rp. 1 juta. Adapun, pendirian PTMKI telah dituangkan dalam Akta Pendirian No. 29 tanggal 16 September 2019 yang dibuat dihadapan Notaris Humberg Lie, S.H., S.E., M.Kn, Notaris yang berkedudukan di Jakarta Utara dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 26 September 2019 No. AHU-0049310.AH.01.01.TAHUN 2019. Baca Juga: Pacu kinerja, begini strategi Astrindo Nusantara (BIPI) Dari sisi kinerja, berdasarkan laporan keuangan kuartal III 2019, pendapatan BIPI melesat hingga 335% yoy menjadi US$ 48,07 juta dari sebelumnya US$ 11 juta pada kuartal III 2018. Adapun laba bersih yang dapat diatribusikan ke entitas induk juga melesat hingga 478% yoy menjadi US$ 12,91 juta dari sebelumnya rugi bersih sebesar US$ 3,41 juta di periode yang sama tahun lalu. BIPI pun mengejar pendapatan hingga US$ 64 juta dan laba US$ 23 juta di akhir 2019. Kurniawati menjelaskan, target di 2020 hampir sama dengan 2019 dan harapannya pencapaian Astrindo bisa melebihi target tersebut. Baca Juga: Astrindo Nusantara (BIPI) menyiapkan capex US$ 200 juta pada 2020