Astrindo Nusantara Infrastruktur (BIPI) targetkan produksi batubara 70 juta ton



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 24 April 2019 PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) targetkan produksi batubara 70 juta ton dan perkuat sektor permodalan.

Dalam RUPS diungkapkan bahwa di tahun 2019, BIPI memilih untuk mengembangkan pelayanan infrastruktur batubara dengan menguatkan permodalan dari beberapa sektor.

Direktur Utama PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Ray Anthony Gerungan bilang RUPS ini adalah satu langkah untuk menciptakan BIPI yang baru.


Sekedar informasi, pada 17 Desember 2018 lalu, Astrindo melepas unit usahanya yang berfokus pada sektor minyak dan memilih fokus pada infrastruktur tambang batubara.

"Kami punya aset yang nilainya lebih dari US$ 1 miliar namun pendapatan kami kecil," ungkap Ray. Ia menilai hal ini terlihat tidak masuk akal. Namun ia meyakinkan bahwa ke depannya hasilnya akan lebih terlihat terutama setelah BIPI berfokus pada infrastruktur pertambangan.

Senada, Director dan CFO Astrindo Nusantara Infrastruktur, Michael Wong bilang ditahun 2019 seluruh aset telah beroperasi 100%. Michael bilang pada akhir tahun 2018 BIPI melakukan refinancing untuk membayar sejumlah hutang dari peminjam sebelumnya.

Terkait rencana produksi di tahun 2019, Michael mengungkapkan bahwa BIPI menargetkan produksi baik dari perusahaan maupun fasilitas perusahaan mencapai 70 juta ton.

Selain itu BIPI berencana untuk memperkuat permodalannya di tahun 2019. "Kami juga akan memperkuat permodalan untuk kelancaran proyek yang sedang dilaksanakan dan proyek yang sedang diincar," jelas Michael. Sayangnya, Michael enggan merinci proyek mana saja yang sedang digarap dan diincar oleh BIPI.

Ia menambahkan secara umum proyek-proyek baru bisa terlihat jelas di tahun 2019 sebab pada tahun 2018 perusahaan berfokus untuk memperbaiki performa.

Terkait sumber permodalan, Michael menyebut perusahaan telah mendapatkan pinjaman sebesar US$ 235 juta dari sejumlah kreditor asing. Selain itu seperti yang pernah diberitakan, perusahaan berniat melakukan right issue yang baru bisa dipastikan pasca Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pekan depan.

"Kami akan menerbitkan empat miliar saham dengan target dana segar Rp 1 triliun," ujar Michael. Lebih lanjut, ia menyebut permodalan yang diperoleh nantinya akan digunakan sebagai modal kerja untuk proyek yang sedang dijajaki. Modal kerja tersebut meliputi biaya feasibility study, due diligence dan biaya lainnya.

Michael menambahkan pada tahun 2019 BIPI masih akan berfokus pada proyek-proyek dalam negeri. Selain itu BIPI memilih masuk ke sektor-sektor yang sudah pernah digarap seperti pelabuhan, penghancur batubara, coal preparation plant (CPP) hingga overland conveyor (OC).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .