Asumsi Dasar Resmi Disepakati, Pemerintah dan BI Janji Bakal Lebih Kompak



JAKARTA. Resmi sudah asumsi dasar rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2009 disahkan oleh pemerintah, Bank Indonesia (BI), dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Di dalam rapat yang antara lain dihadiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur BI Boediono, Wakil Ketua Panggar Suharso Monoarfa membacakan laporan panitia kerja asumsi dasar, pendapatan, defisit, dan pembiayaan RAPBN 2009. Laporan hasil rapat tanggal 13 hingga 15 Oktober 2008 itu berbunyi, pertama pertumbuhan ekonomi 2009 sebesar 6%. "Perkiraan tersebut telah mempertimbangkan perlambatan laju pertumbuhan ekonomi dunia serta mempertahankan prioritas pembangunan yang telah direncanakan di rencana kerja pemerintah (RKP) tahun 2009," jelas Suharso. Perlu diketahui, kesepakatan tersebut diwarnai dengan catatan dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang menganggap asumsi pertumbuhan ekonomi yang realistis adalah sebesar 5,5%. Kesepakatan kedua, inflasi tahun 2009 sebesar 6,2%. Perkiraan tersebut disertai dengan kecenderungan penurunan harga minyak dan komoditi. Tetapi, Panggar tetap menilai bakal tetap adanya potensi risiko akibat kenaikan inflasi yang disebabkan oleh imported inflation dari nilai tukar. Ketiga, nilai tukar rupiah atas dolar Amerika diketok Rp 9.400 per 1 US$. Asumsi itu ada setelah mempertimbangkan koreksi nilai tukar yang terjadi akibat kelangkaan likuiditas ekonomi dunia. Keempat, tingkat suku bunga Bank Indonesia (SBI 3 bulan) tahun depan berada pada kisaran 7,5%. Hal itu ditujukan agar sektor riil dapat bergerak. Nah karena itulah, Panggar meminta BI untuk menggunakan seluruh instrumen moneternya agar SBI 3 bulan rata-rata 7,5%. Kesepakatan asumsi dasar kelima, harga minyak tahun 2009 disepakati US$ 80 per barel. Itu berarti dibanding kesepakatan awal, besarannya lebih rendah US$ 15 per barel.Sementara itu untuk asumsi produk domestik bruto (PDB), ada kenaikan dibanding kesepakatan awal. Yakni dari Rp 5.309 triliun menjadi Rp 5.327 triliun.Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah memandang perlu adanya perubahan asumsi dasar RAPBN 2009 karena pemerintah telah banyak perubahan sejak pemerintah menyusun nota keuangan pada bulan Agustus lalu hingga sekarang. "Postur APBN yang disepakati tentu masih banyak catatan tapi tetap harus dilakukan. Perubahan asumsi, kompromi yang dicapai masih cukup realistis," kata Ani. Ia mengimbuhkan, untuk mencapai target asumsi tersebut maka ke depan pemerintah dan BI bakal meningkatkan koordinasi. Pernyataan senada dikatakan Gubenur BI Boediono. "BI akan selalu kerja sama dengan pemerintah untuk mencapai tujuan nasional. Postur APBN, secara umum cukup baik," kata dia. Lebih lanjut, Sri Mulyani mengatakan, dalam menjalankan roda manajemen fiskal di dalam struktur APBN pemerintah dihadapkan pada hal yang dilematis. "Kalau dilihat realisasi empat tahun terakhir, manajemen fiskal dihadapkan pada kesulitan. Di satu sisi harus ada kepatuhan terhadap aturan tapi di sisi lain harus ada percepatan penyaluran anggaran," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: