JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah mencari pembeli pasti untuk gas yang diproduksi dari Blok Masela. Pasalnya, pemerintah telah mengalokasikan untuk domestik sebesar 474 mmscfd dari Blok Masela. Jika tidak diserap industri dalam negeri, maka gas tersebut akan diekspor. Sejauh ini sudah ada empat perusahaan yang menyatakan minat membeli gas dari Masela, yaitu PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Pupuk Indonesia, Kaltim Methanol Industri/Sojitz, dan Elsoro Multi Pratama. Pemerintah memiliki asumsi harga gas dari Blok Masela. Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan, harga minimal gas Blok Masela di konsumen akhir seharga US$ 5,8 per mmbtu bagi siapapun yang ingin membeli gas dari Masela.
Asumsi harga gas Masela US$ 5,8 per mmbtu
JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah mencari pembeli pasti untuk gas yang diproduksi dari Blok Masela. Pasalnya, pemerintah telah mengalokasikan untuk domestik sebesar 474 mmscfd dari Blok Masela. Jika tidak diserap industri dalam negeri, maka gas tersebut akan diekspor. Sejauh ini sudah ada empat perusahaan yang menyatakan minat membeli gas dari Masela, yaitu PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Pupuk Indonesia, Kaltim Methanol Industri/Sojitz, dan Elsoro Multi Pratama. Pemerintah memiliki asumsi harga gas dari Blok Masela. Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan, harga minimal gas Blok Masela di konsumen akhir seharga US$ 5,8 per mmbtu bagi siapapun yang ingin membeli gas dari Masela.