JAKARTA. Menteri Keuangan dan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mulai membahas asumsi ekonomi makro yang akan menjadi basis penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017. Ada tiga asumsi ekonomi makro yang dibahas, yaitu pertumbuhan ekonomi, laju inflasi dan nilai tukar rupiah. Sebelumnya dalam Kerangka Ekonomi dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) yang diajukan, pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2017 berada dalam rentang yang cukup lebar, yaitu antara 5,3%-5,9%. Kemudian, untuk asumsi laju inflasi diperkirakan sebesar 3%-5%, dan proyeksi nilai tukar berada dalam kisaran Rp 13.650 per Dollar AS- Rp 13.900 per Dollar AS.
Asumsi RAPBN 2017 belum cerminkan kondisi terkini
JAKARTA. Menteri Keuangan dan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mulai membahas asumsi ekonomi makro yang akan menjadi basis penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017. Ada tiga asumsi ekonomi makro yang dibahas, yaitu pertumbuhan ekonomi, laju inflasi dan nilai tukar rupiah. Sebelumnya dalam Kerangka Ekonomi dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) yang diajukan, pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2017 berada dalam rentang yang cukup lebar, yaitu antara 5,3%-5,9%. Kemudian, untuk asumsi laju inflasi diperkirakan sebesar 3%-5%, dan proyeksi nilai tukar berada dalam kisaran Rp 13.650 per Dollar AS- Rp 13.900 per Dollar AS.