Asuransi Bagi Lender Fintech Penting Untuk Lindungi Risiko Gagal Bayar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah fintech peer to peer (P2P) lending menghadapi pada permasalahan gagal bayar. Fenomena gagal bayar tersebut nyatanya juga membuka permasalahan lain. Lender fintech PT Igrow Resources Indonesia atau PT LinkAja Modalin Nusantara (iGrow) misalnya, telah membeli asuransi untuk perlindungan ketika terjadi gagal bayar dari borrower ternyata klaimnya tak juga cair.

Mengenai hal itu, Pengamat sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan asuransi jika terjadi risiko gagal bayar sangat penting bagi lender

"Asuransi itu juga uangnya lender. Jadi, kalau ada asuransi, mereka bisa nyaman untuk berinvestasi," kata Nailul kepada Kontan.co.id, Kamis (4/1).


Oleh karena itu, Nailul menyebut bagaimanapun kondisinya, fintech lending harus tetap membayarkan klaim asuransi tersebut ke lender apabila terjadi gagal bayar. Sebab, hal itu sebagai bentuk pertanggungjawaban perusahaan fintech tersebut.

Baca Juga: Klaim Asuransi Lender iGrow Tak Cair, Simas Insurtech Sebut Kerja Sama Berakhir 2019

Menurut Nailul, risiko gagal bayar borrower cukup tinggi dengan sistem credit scoring saat ini. Dengan kemudahan sistem, ternyata pemberian pinjaman kepada borrower membuat lender menjadi korban. 

"Variabel pendapatan yang seharusnya bisa menjadi faktor penguat kualitas, ternyata tidak menjadi variabel yang signifikan diperhitungkan. Dengan kualitas credit scoring seperti saat ini, seharusnya ada sistem mitigasi gagal bayar yang cukup prudent. Salah satunya memang asuransi peminjaman yang seharusnya diterapkan," ungkapnya.

Nailul berpendapat asuransi itu juga akan mengurangi beban dari perusahaan fintech P2P lending dalam membayar kewajiban terhadap lender. Dia bilang lender pun bisa cukup tenang dalam berinvestasi. 

"Win-win solution bagi semua pihak saya rasa," ujar Nailul.

Sebagai informasi, iGrow sampai saat ini memiliki TKB90 sebesar 53,44%, sedangkan kredit macetnya sebesar 45,56%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati